Pemerintah akan Tarik Pinjaman Baru US$500 Juta dari IDB


JakartaCNN Indonesia -- Pemerintah akan menarik pinjaman baru dari Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB) hingga US$500 juta pada tahun ini. 

Penandatangan kesepakatan pinjaman akan dilakukan pemerintah di sela Sidang Tahunan IDB ke-41, yang akan berlangsung di Jakarta pada 15-19 Mei 2016. 

Ayu Sukorini, Direktur Pinjaman dan Hibah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, mengungkapkan pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai berbagai proyek, yang masuk dalam kerangka Kemitraan Strategis Negara Anggota (MCPS) IDB untuk periode 2016 – 2020.

MCPS 2016-2020 merupakan kerangka pembangunan Indonesia yang fokus pada pembangunan infrastruktur, pembangunan manusia, sistem pendanaan syariah, peningkatan peran sektor swasta, serta program Reverse Linkage.

“Untuk tahun ini, nilai pinjaman barunya sekitar US$400-an hingga US$500 juta,” tutur Ayu di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (11/5).

Menurutnya, pencairan pinjaman dilakukan berdasarkan progres proyek yang akan disepakati dalam perjanjian. Secara umum, pinjaman itu akan disalurkan untuk proyek infrastruktur, pendidikan, sosial, dan pembangunan berbasis komunitas.

“Proyek-proyek IDB biasanya terkait dengan pendidikan tapi bisa juga untuk community development seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyakat (PNPM),” tutur Ayu.

Ayu menerangkan, dari total komitmen pinjaman proyek IDB yang mencapai US$5 miliar dalam lima tahun ke depan, sebanyak US$2 miliar akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek pemerintah. Sedangkan sisanya ditujukan bagi lembaga non-pemerintah dan sektor swasta.

Dia menuturkan, pinjaman IDB cukup kompetitif dibandingkan dengan pinjaman yang ditawarkan lembaga keuangan dunia lain seperti Bank Dunia maupun Bank Pembangunan Asia (ADB).

Ditemui terpisah, Wakil IDB di Indonesia Ibrahim Shoukry belum bersedia memberikan konfirmasi terkait besaran pinjaman baru itu.

“Nanti saja pada waktu pertemuan Sidang Tahunan IDB kami beritahukan detailnya,” ujarnya.

Namun demikian, Shoukry menekankan kerjasama antara IDB dan Indonesia akan terus dilanjutkan. Menurutnya, Indonesia, selain sebagai anggota, juga memegang peran penting sebagai salah satu negara pendiri IDB.Hal itu terlihat dari komitmen IDB dalam membantu pembangunan Indonesia di berbagai sektor.

“Hingga hari ini IDB telah mengoperasikan US$4,2 miliar di Indonesia ke berbagai sektor,” ujarnya.

Selain memberikan pinjaman, IDB juga membantu pemerintah dalam menyusun roadmap keuangan syariah dan membantu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyusun program keuangan mikro dan inklusi keuangan.
Sebagai informasi, hingga akhir April 2016, pemerintah telah mencairkan US$248,97 juta dari total pinjaman IDB senilai US$987,54 juta untuk 12 proyek yang sedang berjalan. (ags) 

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar