Larantuka, Kota Tur Religi di Pesisir Pantai Timur Flores


Larantuka, Nusa Tenggara TimurCNN Indonesia -- Menyebut nama Nusa Tenggara Timur memang selalu identik dengan tujuan-tujuan wisata seperti Pulau Komodo, Pulau Sumba, Maumere, Pulau Alor, ataupun Pulau Rote. Sederet nama-nama yang sering menjadi incaran para pemburu pantai ataupun ombak. Wilayah timur Indonesia memang identik dengan laut-laut berwarna hijau jernih dan kehidupan bawah air yang selalu mengagumkan untuk diselami.

Sayangnya, wisata di NTT hanya banyak dikenal di bagian barat pulau ini. Padahal, pada bagian timur pulau terdapat lokasi-lokasi menarik yang belum banyak diketahui wisatawan. 

Kalaupun diketahui, agaknya hanya Pulau Lembata yang terdengar familiar sebagai wisata di sebelah timur NTT. Alasannya, nama Lembata sudah dikenal dengan Desa Lamalera yang mempunyai tradisi perburuan ikan paus setiap pertengahan tahun.

Padahal berdekatan dengan Lembata, ada tiga tempat yang mempunyai tradisi yang juga menjadi wisata yang sangat menarik. Mereka adalah Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Pulau Adonara dan Pulau Konga. Sebuah tradisi keagamaan membuat ketiga wilayah tersebut dikenal sebagai tempat wisata religi.

Di Nagi, sebutan untuk Larantuka, ada sebuah kerajaan yang hingga kini masih berdiri. Kerajaan yang identik sebagai kerajaan Katolik di Flores itu mempunyai adat yang kemudian membuat kota Reinha Rosari didatangi ribuan orang untuk mengikuti sebuah tradisi keagamaan. 

Semana Santa atau hari-hari penuh doa atau pekan suci jelang perayaan Paskah, membuat Larantuka jadi misi utama tempat ibadah umat Katolik. Tak hanya dari Indonesia, namun wisatawan luar negeri pun banyak yang mengincar Larantuka sebagai tempat untuk mendapatkan pengalaman rohani.
Patung Tuan Ma dan Patung Tuan Ana diarak menuju setiap armida. Armida-armida tersebut menyimbolkan kehidupan Yesus mulai dari masa Bunda Maria mengandung hingga wafatnya Yesus. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Bagaimana tidak, di Larantuka terdapat tradisi-tradisi peringatan kematian dan kebangkitan Yesus yang tidak dimiliki kota-kota lain. Kota yang penuh dengan peninggalan Portugis ini mempunyai tradisi trewa dan juga prosesi arak-arakan laut yang tidak ada di tempat lain.

Bandara Gewayantana, Larantuka, menjadi satu-satunya pintu masuk menuju tiga lokasi wisata religi itu. Sebuah landasan udara yang terbilang sangat kecil itu agaknya mampu membawa pendatang mendapatkan pengalaman rohani yang sangat besar. 

Menjejakkan kaki di Larantuka pertama kali cuaca memang terasa sangat panas. Terik dan kering, khas suasana pantai-pantai bagian timur negeri ini. Meski sedang musim penghujan, sejuknya udara tidak mampu bertahan lama. 

Penerbangan yang masuk Gewayantana hanya diakomodasi oleh dua maskapai besar yakni Garuda Indonesia dan Lion Air grup. Sedangkan Kupang, menjadi kota transit sebelum mencapai Larantuka. 

Tak seperti bandara umumnya, bagasi pesawat kepada penumpang dikeluarkan dengan tidak menggunakan mesin. Petugas bandara langsung menurunkan koper-koper wisatawan ke depan pintu ruang kedatangan yang hanya berukuran sekitar 6x4 meter.

Pada tanggal-tanggal jelang perayaan Semana Santa, tarif penerbangan dari Bandar Udara El Tari, Kupang, ke Gewayantana biasanya sekitar Rp.750 ribu. Tiba di sana, beberapa mobil carter yang akan membawa ke tengah kota umumnya meminta bayaran berkisar Rp 100ribu. 

Biasanya, wisatawan yang datang ke Larantuka untuk mengikuti pekan Paskah sudah sejak lama mencari tempat penginapan. Di kabupaten ini, terbilang hanya Asa Hotel yang dikenal menjadi incaran tamu-tamu Larantuka. 

Sayangnya, hotel ini kerap sudah penuh pemesan jauh sebelum hari Paskah. Hanya ada 30 kamar yang ditawarkan hotel ini. Salah satu staf karyawan Asa Hotel, Ester, bahkan menyebut tamu-tamu sudah memesan kamar sejak satu tahun sebelumnya.

"Kalau satu bulan sebelum Paskah sudah pasti tidak ada kamar lagi. Karena kebanyakan yang pesan untuk Semana Santa sudah reservasi sejak Paskah tahun sebelumnya selesai," katanya.

Meski begitu, ada juga penginapan lain di tengah kota. Hanya saja, jangan harap penginapan itu memiliki kolam renang ataupun menawarkan pemandangan yang menarik. Beberapa penginapan, berada tepat di tengah kota dan kurang pas jika disebut hotel.

Pilihan lain untuk penginapan kelas menengah ke atas di Larantuka sebenarnya dapat ditemui di Desa Mokantarak. Sebuah tempat menginap yang menawarkan pemandangan berhadapan langsung dengan Gunung Ile Mandiri dan celukan laut berair tenang, dan pemandangan deretan pulau seberang, sangat layak dijadikan tempat beristirahat.
Pemandangan Gunung Ile Mandiri tampak dari penginapan Mokantarak, Larantuka, Selasa, 22 Maret 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Hanya saja, penginapan ini terbilang masih tersembunyi karena belum 100 persen rampung dan membutuhkan waktu 20 menit dari tengah kota untuk mencapainya. Pendatang yang ingin menginap di sini hanya dapat menanyakan ketersediaan kamar lewat Asa Hotel.

Soal transportasi di dalam kota, tamu Larantuka biasanya mencarter kendaraan baik itu motor ataupun mobil. Karena, angkutan umum terbilang hanya melintas di tengah kota. Sedangkan, Larantuka sendiri memiliki tiga jalan utama, yaitu jalan atas, jalan tengah dan jalan bawah yang langsung bersinggungan dengan pesisir pantai.

Untuk pendatang yang ingin merasakan wisata religi di Pulau Adonara dan Pulau Konga, transportasi yang ditempuh hanya dapat menggunakan perahu untuk menyebrang. Dengan tarif sekitar Rp 45 ribu, wisatawan dapat menyebrang ke Adonara melalui Pelabuhan Palo ke Tanamera, dan mengunjungi Kapela Senhor yang dikenal dengan Kapel Tuhan Berdiri.
Iring-iringan Salib Cruz Pecado oleh umat Katolik di Pulau Adonara, Kamis, 24 Maret 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Di Larantuka sendiri, terdapat tiga kapel utama yang selalu dicari pengunjung saat Semana Santa. Mereka adalah Kapela Tuhan Meninu, Kapela Tuhan Ma dan Kapela Tuhan Ana. Di tempat-tempat itu bersemayam patung-patung dari ratusan abad lalu yang dianggap sebagai arca dari Yesus, Bunda Maria dan bayi Yesus. 

Rabu Trewa, Kamis Suci, Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Minggu Paskah menjadi jadwal kegiatan yang selalu dihelat di Larantuka selama Semana Santa. Arak-arakan ribuan umat Katolik dan juga peziarah di laut dan di jalan-jalan kota pada Jumat Agung, menjadi momen penting sekaligus menarik untuk diikuti. 
(meg) 

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar