Usai Diblokir, The Malaysian Insider Akan Tutup
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah diblokir oleh pemerintah Malaysia sejak akhir Februari lalu, media oposisi Malaysia, The Malaysian Insider, akan tutup pada awal pekan ini "karena alasan komersial," seperti tertera pada situs media itu.
Dalam pernyataan dari CEO sekaligus editor The Malaysian Insider, Jahabar Sadiq yang dipublikasikan di situs itu, media ini tidak akan beroperasi lagi mulai Senin (14/3) tengah malam.
"The Edge Media Group memutuskan untuk menutup The Malaysia Insider pada tengah malam hari ini, karena alasan komersial. Mungkin ini sesuai karena kami offline dari awal Maret," kata Jahabar dalam situsnya.
"Kami bekerja sebagai jurnalis yang berimbang untuk menginformasikan rakyat Malaysia dan pembaca lain sehingga mereka memiliki informasi dalam membuat keputusan. Kami bekerja agar suara semua pihak didengar," ujar Jahabar melanjutkan.
"Tapi pekerjaan kami di The Malaysian Insider kini telah berakhir di masa Malaysia membutuhkan lebih banyak penjelasan, transparansi dan informasi lebih dari sebelumnya," katanya melanjutkan.
Ketika dikonfirmasi soal alasan komersial yang menjadi penyebab ditutupnya media ini, editor bahasa The Malaysian Insider, Amin Iskandar menyatakan, "Sejak diblokir kami tidak bisa beriklan, bagaimana mau beroperasi?" katanya ketika dihubungi CNN Indonesia.com pada Senin.
Ketika dihubungi, Amin tidak mau banyak berkomentar soal penutupan The Malaysian Insider. "Saya tidak bisa banyak berkomentar, lihat saja seperti tertera di website," ujarnya.
The Malaysian Insider diblokir sejak 26 Februari lalu karena menerbitkan artikel kontroversial soal penyelidikan kasus korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Najib Razak.
Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) mengatakan bahwa pemblokiran The Malaysian Insider ditetapkan karena beberapa konten yang dipublikasikan oleh TMI merupakan pelanggaran pasal 233 UU Komunikasi dan Multimedia 1998. Pasal 233 mencakup "penyalahgunaan fasilitas jaringan atau layanan jaringan".
Sejak diblokir, The Malaysian Insider meluncurkan situs dengan konten yang sama, namun dengan alamat berbeda, themalaysianoutsider.com, sebagai tanda protes dan situs cadangan terhadap pemblokiran media ini. Situs The Malaysian Outsider juga akan ditutup.
Sebelumnya, sejumlah pejabat pemerintahan Malaysia kerap menuduh media ini mempublikasikan konten yang hanya berisi dugaan spekulatif.
Namun Jahabar memaparkan dia dan rekan-rekannya tidak akan berhenti mewartawakan situasi terkini di Malaysia.
"Saya tidak akan meletakkan pena saya, saya tidak akan meletakkan kamera saya, saya tidak akan diam dan saya tidak akan menutup telinga soal apa yang terjadi di Malaysia dan dunia," kata Jahabar.
"Dan saya mendesak Anda semua untuk melakukan hal yang sama," tuturnya. (ama)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar