Brigadir Petrus mengumpulkan kayu untuk membakar keluarganya



Kepolisan Kalimantan Barat, masih terus mengungkap motif kasus mutilasi yang dilakukan anggota Satuan Intel Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus terhadap dua anak balitanya F (3) dan A (5). Sebab hingga saat ini, dugaan motif dalam kasus tersebut beragam.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) Sabtu (27/2) lalu, ada fakta baru yang berhasil ditemukan pihak penyidik. Mereka menemukan secarik kertas yang bertuliskan 'terjadilah padaku menurut perkatamu' di belakang rumah dinas Petrus. Kemudian, penyidik juga menemukan tumpukan kayu yang menurut pengakuan tersangka akan digunakan untuk membakar dirinya dan keluarganya.

Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan pengakuan pelaku setelah membunuh kedua anaknya, dia juga akan membunuh istrinya. Setelah itu baru akan bunuh diri, dan membakar mayat keluarganya dengan kayu yang telah disiapkan di belakang rumahnya.

"Langkah kami saat ini, yakni sudah melakukan olah TKP, autopsi, penyitaan barang bukti, melakukan uji narkoba yang hasilnya negatif, melakukan pra rekonstruksi, mendatangkan tim psikolog baik dari Polda Kalbar maupun Mabes Polri," kata kata Arif, di Melawi Senin (29/2), dilansir Antara.

Seperti diketahui, warga Melawi di Kalimantan Barat dibikin geger pembunuhan yang dilakukan Brigadir Petrus Bakus, anggota satuan intelkam Polres Melawi. Dia tega menghabisi nyawa dua anaknya yang masih balita, Jumat (26/2), dengan cara memutilasi. Kini Petrus dimasukkan ke sel Polres Melawi.

Keterangan diperoleh merdeka.com, peristiwa sadis itu terjadi sekitar pukul 00.15 WITA dini hari tadi, di kediaman Petrus, di asrama Polres Melawi, di Gang Darul Falah, desa Faal, kecamatan Nanga Pinoh.

Istri Petrus, Windri, pada saat itu terbangun dari tidurnya, dia bertemu Petrus berdiri di depannya sambil memegang parang, sambil mengatakan 'mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah, maafkan Papa ya dik'.

Namun Windri terkejut setelah dia melihat ke dalam kamar, menemukan dua anaknya, F (5) dan A (3), tewas terbunuh dengan cara dimutilasi. Windri pun bergegas keluar rumah, melapor dan meminta pertolongan ke penghuni asrama lainnya.

"Kejadian itu benar. Pelaku memberitahu istrinya, bahwa anak-anaknya sudah meninggal. Sekarang pelaku sudah diamankan di markas Polres Melawi," kata Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Arianto saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (26/2).

Arianto menerangkan, di lokasi kejadian, kepolisian telah melakukan penyelidikan dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Saksi-saksi diperiksa intensif oleh kepolisian di Polres Melawi," ujar Arianto.


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar