Kalangan Mahasiswa Jadi Penyumbang Terbesar Kasus Penyalahgunaan Narkoba di DIY



YOGYA - Kepala BNN Provinsi DIY, Soetarmono, mengungkapkan kalangan mahasiswa menjadi salah satu penyumbang terbesar penyalahguna narkoba di DIY.
Peredaran narkoba di lingkungan kampus masih menjadi masalah tersendiri bagi pihaknya lantaran BNNP DIY masih kesulitan mendeteksi.
“Sulitnya mendeteksi penyalahguna narkoba membuat kami dan pihak kampus akan berkoordinasi lebih intens,” ujar Soetarmono kepada wartawan, Minggu (6/3/2016).
Sejauh ini dalam upaya penanggulangan, pihaknya telah bekerjasama dengan delapan kampus untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Narkoba.
Namun dari delapan kampus tersebut, hanya empat kampus yang dapat dikatakan menjalankan fungsinya.
“Padahal Satgas Narkoba di tiap kampus itu lembaga yang vital dalam mengawasi peredaran narkoba di perguruan tinggi. Tapi saya akui, Satgas Narkoba kampus masih belum cukup kuat untuk mengawasi penyalahgunaan narkoba,” jelas dia.
Soetarmono menambahkan, kalangan mahasiswa menggunakan narkoba tak di lingkungan kampus. Melainkan di lingkungan kos atau tempat tinggal.
Oleh karenanya, pihaknya juga menggandeng Jagawarga turut membentuk Satgas Anti Narkoba di tingkat kampung.
Jika menemukan mahasiswa menggunakan narkoba, pihaknya akan merujuknya ke panti rehabilitasi. Maka bagi mahasiswa yang ingin sembuh dari narkoba, diminta Soetarmono untuk melapor ke BNNP DIY. Namun berbeda untuk mahasiswa yang berstatus pengedar narkoba.
“Kalau pengedar ya akan ditindak oleh pihak kepolisian. Saya harap Satgas itu bisa bekerja aktif untuk mendorong pengguna narkoba direhabilitasi,” ujarnya.
Koordinator Kopertis V, Dr Bambang Supriyadi menjelaskan, mahasiswa bermasalah biasanya berpotensi besar menyalahgunakan narkoba.
Baik mahasiswa yang terkena hukuman drop out, keluar dari kampus, maupun mahasiswa yang nonaktif. Oleh karenanya, Kopertis V maupun sulit mendeteksi mahasiswa yang menggunakan narkoba.
“Saya berharap para orangtua, wali mahasiswa untuk membantu kami dengan mengawasi putra-putrinya. Lingkungan setempat juga saya minta mendukung gerakan pemberantasan narkoba,” kata Bambang.
Sebelumnya saat bertemu dengan Gubernur DIY pada pertengahan bulan lalu, Kepala BNN, Komjen Budi Waseso mengatakan, saat ini DIY berada di provinsi kedelapan dengan kasus penyalahgunaan narkoba tertinggi di Indonesia.
Kondisi itu menurutnya harus mendapatkan perhatian lebih untuk semakin memangkas angka penyalahgunaan narkoba di DIY.
“Sampai sekarang DIY masih darurat Narkoba, maka harus ada perhatian khusus disini,” tukas dia.

Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar