Catatan Kriminal Panjang Kakak Beradik Teroris Belgia


JakartaCNN Indonesia -- Kakak beradik pengebom bunuh diri di Brussels, Belgia, telah masuk dalam daftar pengawasan teroris AS, bahkan sebelum insiden yang menewaskan 31 orang itu terjadi. Rekam jejak kedua pria ini penuh kasus kejahatan, mulai dari pencurian mobil hingga perampokan bank.

Ibrahim El Bakraoui, 29, masuk dalam daftar pengawasan teroris AS sebelum serangan di Paris November tahun lalu. Sementara adiknya, Khalid El Bakraoui, 27, masuk daftar itu tidak lama setelahnya.

Penyidik Belgia mengatakan, Ibrahim adalah satu dari dua pengebom bunuh diri di Bandara Zaventem, Selasa lalu. Sementara Khalid melancarkan bom bunuh diri di salah satu gerbong kereta di stasiun Maelbeek.

New York Times yang mengutip pernyataan penyidik memberitakan, keduanya besar di Laeken, permukiman kelas pekerja di utara Brussels, tidak jauh dari istana negara. Ayah mereka adalah pensiunan tukang potong daging, seorang Muslim asal Maroko, sementara ibu mereka adalah ibu rumah tangga.

Di usia 20-an, Ibrahim dan Khalid memiliki catatan kriminal yang panjang. 

Khalid lebih dulu terjun ke dunia hitam setelah empat kali terlibat dalam pembajakan mobil dan perampokan bank di tahun 2009.

Pada 28 Oktober 2009, bersenjatakan senapan Kalashnikov, Khalid dan dua kawannya menculik pegawai bank, memaksa dia mematikan alarm di Axa Bank di Brussels, membawa kabur uang tunai sebesar 41 ribu euro atau lebih dari Rp400 juta.

Dua pekan kemudian, Khalid tertangkap di gudang penuh mobil curian setelah membawa kabur Audi S3. Dia ditahan tapi belum didakwa hingga September 2011.

Khalid divonis lima tahun atas dakwaan kriminal, perampokan bersenjata, kepemilikan senjata dan pencurian mobil. Dia bebas dengan masa percobaan pada tahun 2014.

Sementara kakaknya, Ibrahim, merampok bank tahun 2010 dan menembak seorang polisi di kakinya. Dia menyerahkan diri setelah sempat buron dan divonis sembilan tahun penjara pada 2010. Ibrahim juga bebas dengan masa percobaan pada tahun 2014.

Pada Juni 2015, Ibrahim ditahan di Gaziantep, Turki, yang berbatasan dengan Suriah. Aparat Turki memberitahu Belgia soal penahanan ini dan memperingatkan pemerintah Brussels bahwa Ibrahim adalah "tentara teroris internasional". Ibrahim kemudian dideportasi ke Belanda atas permintaannya.

Interpol mengeluarkan surat penangkapan untuk Khalid, beberapa bulan setelah penahanan kakaknya di Turki karena dianggap melanggar masa percobaannya,

Kedua kakak beradik ini berhasil lolos dari interogasi polisi soal penyerangan di Paris. 

Awal bulan ini, aparat menggerebek apartemen di Forest yang disewa Khalid dalam pencarian seorang pelaku bom Paris, Salah Abdeslam. Seorang tersangka, Mohamed Belkaid, 35, terbunuh dan empat polisi terluka dalam baku tembak. Dua orang kabur, tapi belum jelas apakah mereka Bakraoui bersaudara atau bukan.

Ibrahim meledakkan diri sekitar pukul 7.58 am di bandara Brussels bersama dengan seorang pengebom bunuh diri lainnya. Seorang pelaku dalam peristiwa itu kini buron.

Sementara Khalid pada pukul 9.11 meledakkan diri di dalam gerbong kedua kereta bawah tanah saat akan keluar dari stasiun Maelbeek.

Beberapa jam kemudian, aparat menemukan bahan peledak dalam jumlah besar beserta alat pembuatnya di apartemen yang disewa pelaku di Schaerbeek.
Sampai saat ini, polisi masih menangkapi orang-orang yang diduga terlibat dalam penyerangan yang diklaim oleh ISIS tersebut. (den) 

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar