Pria dengan Tato Arturo Gatti Itu Pelatih Daud Yordan


JakartaCNN Indonesia -- Tak sulit untuk mengenali Craig Christian di sesi konferensi pers Daud Yordan, Senin (5/1) lalu di sebuah restoran di Kawasan Senayan, Jakarta. Dengan tubuh yang lebih tinggi dari orang Indonesia kebanyakan, tato di sekujur tubuh, kaca mata hitam, dan topi The Money Team, nyaris tak mungkin tak mengenalinya. Pelatih Daud Yordan memang bule asal Australia.

Topi hitam bertuliskan emas itu menjadi petunjuk kekagumannya pada Floyd Mayweather Jr., petinju yang pada Mei tahun lalu di MGM Grand Arena memenangi laga terbesar di dekade ini : Fight of The Century melawan Manny Pacquiao. 

“Mayweather yang terbaik. Petinju paling paling paling pintar yang pernah saya lihat. Ketika ia masuk ring, ia menjadi bos. Ia seorang dalang. Mayweather membuat petinju lain melakukan keinginannya,” ucapnya soal petinju yang pensiun tanpa terkalahkan tersebut.

Craig menyebutnya petinju sempurna. Petinju terbaik dalam benaknya adalah yang pintar seperti Mayweather. Dan ia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat banyak sekali penonton yang ingin melihat jual beli pukulan. 

“Manusia itu sadis. Mereka ingin melihat darah dan pertumpahan. Bukan ingin melihat seni.” 


Craig Christian ketika sedang melatih Daud Yordan di Harry's Gym, Kuta, Bali. (CNN Indonesia/Vetriciawizach Simbolon)
Tapi tak ada muka Mayweather di badan Craig yang dipenuhi rajah. Dua petinju yang wajahnya ditato permanen di tubuhnya dan akan ia bawa hingga ke liang kubur nanti adalah Muhammad Ali dan Arturo Gatti. 

Kecintaannya pada Ali bisa dimengerti. Sama seperti pecinta tinju kebanyakan, ia mengagumi Ali bukan hanya karena keagungannya di atas ring tinju, tapi bagaimana Ali melakukan banyak hal luar biasa untuk orang lain. Dari mulai menyumbangkan uang pada yang berkebutuhan, hingga selalu membubuhkan tanda tangan dan memeluk setiap penggemar yang datang padanya. 

Sosok Gattilah yang jadi soal. 

Gatti bukan petinju pintar seperti Mayweather. Ia makan terlalu banyak dan minum terlalu sering. Impulsif dan ceroboh. Meski dijuluki Si Geledek karena pukulan kerasnya, Gatti terlalu mudah terluka dan membiarkan dirinya sendiri terluka. 

Tapi Gatti juga tak pernah menyerah. Seorang petinju yang terkenal dan dicintai karena keberaniannya. Dagunya terlalu keras untuk diremukkan. Ia memenangi laga dengan tangan yang patah dan mata bengkak. 

“Gatti bukan yang terpintar. Tapi hatinya lebih besar dari gedung ini,” jawab Craig singkat menyoal rajah Gatti di tubuhnya.



Mengubah Seorang Petinju adalah Pekerjaan Tersulit di Dunia

Bukan soal gampang menyatukan Daud Yordan dan Craig Christian. Satu ingin secepat mungkin menghabisi lawan, sementara lain satu punya prinsip bertinju pintar adalah yang terbaik. Keduanya juga tidak berada pada satu ‘kubu’ dalam satu dekade ke belakang. Craig mantan pelatih Chris John, satu dari tiga petinju yang pernah mengalahkan Daud Yordan. Petinju yang hingga saat ini bayangannya masih dikejar Daud.

“Kami bukannya bermusuhan. Kami mengenal baik satu sama lain selama bertahun-tahun. Hanya saja berbeda situasi,” kata Craig. 

Dan selama satu bulan setengah pemusatan latihan, membangun kepercayaan di antara keduanya menjadi sama penting dengan menyiapkan taktik untuk lawan.

Hubungan pelatih-petinju punya peran besar dalam kemenangan. Pelatih adalah orang yang paling bisa melihat arena pertarungan secara jelas, melihat ke mana arah sang lawan bergerak, mengamati ruang kosong yang harus dieksploitasi, dan membaca taktik lawan. Dalam situasi apapun, seorang petinju harus mendengarkan suara pelatih. Suara itu akan menuntunnya keluar dari masalah dalam 12 ronde. 

Tinju adalah soal melarikan diri dari rasa sakitCraig Christian
Craig membawa banyak hal baru dalam latihan Daud. Sains di antaranya. Dengan alat-alat canggih seperti alat pengukur suhu badan dan menu latihan yang dirancang khusus. 

Tapi perbedaan keduanya tetap di masalah tali kekang dalam bertinju. Craig meminta Daud untuk menjadi lebih cerdik. Tak melulu melayangkan pukulan sesering dan secepat biasanya. Tapi juga mesti berdansa. Memakai jab untuk mengganggu mata dan konsentrasi lawan. Mengukur jarak dan peluang.

“Pertarungan yang akan ia (Daud) hadapi akan semakin berat. Ia tak mungkin mengambil terlalu banyak risiko,” kata Craig ketika ia ditanyai soal upayanya me-Mayweather-kan Daud Yordan. 

“Apalagi Daud punya anak tiga tahun yang sangat ia cintai. Setelah ia berhenti tinju, saya ingin ia baik-baik saja, tak kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan anaknya seperti petinju kebanyakan.”

“Daud petinju pintar. Tapi ia harus lebih cerdik lagi.”

Kata ‘cerdik’ menjadi jalan tengah. Sebuah titik temu. Bukan total mengubah, tapi juga tidak sama persis dengan sebelumnya. 


Di mata Craig mengubah bukan soal sembarangan. Bahkan menjadi hal paling tersukar di dunia. Laga-laga pertama seorang petinju akan menentukan cara sang petinju bertarung dalam seluruh hidupnya. Ini soal cara otak merekam rasa sakit dan menginstruksikan tubuh untuk menghindarinya.

“Untuk selamanya otak akan menyimpan pola gerakan yang membuat Anda tidak terkena sakit di laga-laga awal. Dan ini akan memetakan karier tinju Anda. Ini sangat sulit untuk diubah,” katanya. 

“Pelatih bisa saja memberi tahu petinju untuk bergerak ke kiri dan merunduk sedikit. Tapi otak akan berkata, ‘cara itu dulu membuat saya sakit, sehingga tak boleh dilakukan’.” 

“Memori itu terekam di otak Anda. Karena itulah tinju sangat susah. Ada banyak posisi ketika Anda merasakan sakit. Tinju adalah soal melarikan diri dari rasa sakit.”

Craig Christian tak ingin Daud Yordan terlalu sering mengambil risiko. (CNN Indonesia/Vetriciawizach Simbolon)


Ia Pantas Menyamai Chris John


Jika ada satu hal yang menjadi jembatan antara Craig dan Daud, maka hal itu adalah kegilaan mereka akan tinju. Daud berbeda dari Chris John yang tak punya ketertarikan dengan dunia tinju dan yang terlelap di samping ring di MGM Grand Arena, Las Vegas, ketika menyaksikan pertarungan Marco Antonio Barrera. 

Daud terobsesi dengan tinju. Di laptopnya terdapat ribuan video pertarungan dari ribuan petinju di seluruh dunia. Berikanlah satu nama petinju kepada Craig dan Daud maka mereka berdua akan mengulas pertarungannya sampai tuntas. Bagaimana sang petinju akan bertarung atau berlatih. 

Ketika saya bertanya kepada Craig apa ambisi terbesarnya sebagai pelatih tinju saat ini, ia menjawab: “Untuk membawa Daud menjadi juara dunia, menyamai Chris John.”

He eats and breathe boxing. Hidupnya Daud adalah untuk tinju. Ia pantas mendapatkannya.”



(dlp)

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar