Jakarta, CNN Indonesia -- Dua orang Timur Tengah yang tiba di Amerika Serikat sebagai pengungsi lebih dari tiga tahun lalu ditahan di California dan Texas atas dugaan terlibat dalam terorisme internasional.
Menurut aparat keamanan setempat, kedua orang yang dibekuk di Sacramento dan Houston ini tidak terlibat dalam plot serangan manapun. Namun, mereka kemungkinan sudah menjalin kontak.
Kedua pria tersebut merupakan orang Palestina yang lahir di Irak. Pria yang ditangkap di Houston, Omar Faraj Saeed Al-Hardan, memasuki AS sebagai pengungsi pada November 2009. Di Sacramento, Departemen Kehakiman mengatakan bahwa Aws Mohammed Younis Al-Jayab datang ke AS pada 2012 sebagai pengungsi dari Suriah.
|
Di hari bersamaan, Al-Jayab ditahan atas tuduhan memberikan keterangan palsu terkait keterlibatan dengan terorisme internasional.
Mengacu pada surat pengaduan pidana, Badan Federal Investigasi mengatakan bahwa Al-Jayab berbohong mengenai kepulangannya ke Suriah dan beberapa pernyataannya di media sosial ihwal dukungan terhadap kelompok teroris.
"Ya, Tuhan. Berikan kami kesyahidan ketika bertempur dan tak pantang mundur. Kesyahidan yang dapat membuatmu bangga kepada kami," demikian bunyi surat yang dilayangkan Al-Jayab kepada seseorang yang hanya diidentifikasi sebagai 'Individu I' di Texas menurut FBI.
Departemen Kehakiman mengatakan bahwa di tahun saat Al-Jayab datang ke AS, ia pergi ke luar negeri dan mengaku kepada petugas bahwa ia mengunjungi keluarganya di Turki.
Namun dalam beberapa pernyataan di jejaring sosial, Al-Jayab mengaku sedang berada di Suriah.
Sementara itu, Gubernur Letnan Texas yang berasal dari Tea Party Republic, kelompok Partai Republik yang paling konservatif, Dan Patrick, mengatakan bahwa penangkapan di Houston ini merupakan alasan mengapa pemerintah wilayahnya ingin melarang pengungsi Suriah tinggal di sana.
"Ini adalah apa yang kami terus katakan kepada pemerintahan Obama dan mengapa kami tidak menginginkan pengungsi datang ke Texas. Ada pertanyaan serius mengenai siapa sebenarnya orang-orang ini, sebagai buktinya adalah peristiwa ini," ujar Patrick dalam sebuah pernyataan. (stu/stu)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar