Meningkatnya Aktivitas Vulkanik Bromo Diantisipasi


JakartaCNN Indonesia -- Seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo, Jawa Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan bermacam antisipasi untuk berbagai hal yang mungkin terjadi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan rencana kontinjensi menghadapi erupsi Bromo segera diselesaikan terkait dengan meningkatnya aktivitas Bromo. “Perencanaan kontinjensi disusun di lima kabupaten/kota yang berada di sekitar Gunung Bromo yaitu Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan, Lumajang, dan Kota Malang,” ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/14).

Sutopo menyebutkan rapat koordinasi kesiapsiagaan erupsi Bromo sudah digelar pada 8 Desember lalu yang diikuti oleh BNPB, PVMBG, BMKG, BPBD, TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya. “Pemda Kabupaten Probolinggo sudah cukup siap menghadapi kemungkinan erupsi Bromo. Rambu-rambu peringatan, jalur evakuasi, titik kumpul dan lainnya telah dipasang,” katanya.

Dia menuturkan sosialisasi terus ditingkatkan dan gladi lapangan juga disiapkan. Termasuk menyediakan dana siap pakai senilai Rp2,5 miliar. 

Sutopo mencontohkan, di Kabupaten Lumajan, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan. Masker tersedia 25.000 lembar dari kebutuhan 65.000 lembar. “Di Kabupaten Malang rencana kontijensi sudah final dan proses legalisasi pemda,” ucap dia.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan sejauh ini belum perlu ada pengungsian. “Tipe erupsi Bromo adalah strombolian. Berdasarkan sejarah letusannya tidak ada erupsi yang besar," katanya.

Sutopo menjelaskan semburan abu vulkanik juga meningkat menjadi 1.500 meter dari atas puncak Gunung Bromo. Asap kelabu tebal ke arah barat-barat Laut. Akibatnya Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, ditutup lagi hingga Senin (14/12). "Apakah akan dibuka atau ditutup kembali disesuaikan dengan kondisi sebaran erupsi Bromo," ujarnya.

Menurut Sutopo kendala yang dihadapi adalah infrastruktur jalan untuk jalur evakuasi belum memadai. “Belum optimalnya jaringan komunikasi yang menghubungkan wilayah-wilayah yang terdampak juga menjadi hambatan,” ujarnya. (obs)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar