Jakarta, CNN Indonesia -- Proyek percobaan penyelenggaraan akses Internet dengan balon udara milik Google di Indonesia akan didukung oleh tiga operator seluler mulai 2016, dan bakal memanfaatkan spektrum 900 MHz.
Ketiga operator yang terdiri atas Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata, sepakat mengizinkan balon udara yang disebut Project Loon tersebut memakai spektrum 900 MHz mereka.
“XL akan melakukan integrasi dengan Project Loon melalui 4G LTE di frekuensi 900 MHz,” demikian pernyataan tertulis XL Axiata, Kamis (29/10).
Kesepakatan antara tiga operator seluler besar tersebut berlangsung di kantor pusat Google di Mountain View, California, AS, Rabu (28/10), yang disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta pendiri Google Sergey Brin.
Dalam uji coba nanti tahun depan, balon udara ini akan mengudara di ketinggian sekitar 20 kilometer di atas permukaan laut yang berfungsi seperti menara pemancar sinyal.
Menurut rencana, balon bakal digunakan untuk memberi akses Internet ke daerah pelosok yang sejauh ini belum terjangkau oleh infrastruktur darat operator seluler.
Dengan operator Telkomsel, Project Loon akan diuji pada lima titik di atas Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Mereka memakai infrastruktur backbone milik Telkom dan Telkomsel, antara lain sistem jaringan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS). Sementara operator Indosat dan XL berencana memanfaatkan balon udara itu di kawasan timur Indonesia.
“Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk yang rendah,” ujar Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah.
Jika uji coba sukses, bisa saja Project Loon yang memakai tenaga matahari ini dipakai sebagai pelengkap infrastruktur telekomunikasi, namun semua itu kembali pada kesepakatan antara operator seluler dengan Google pada dua sampai tiga tahun mendatang.
Dari sudut pandang Indosat, perusahaan menilai kesepakatan uji coba ini dapat mendukung Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019.
CEO Indosat Alexander Rusli, yang juga Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia, berharap balon udara Google dapat “merangkul mereka yang belum terlayani konektivitas.”
Project Loon pertama kali diuji di Selandia Baru pada Juni 2013 memanfaatkan spektrum 2.600 MHz. Nantinya, warga dapat menerima koneksi nirkabel Wi-Fi pada perangkat mereka dan dapat dipakai guna mengakses Internet. (adt/eno)
Ketiga operator yang terdiri atas Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata, sepakat mengizinkan balon udara yang disebut Project Loon tersebut memakai spektrum 900 MHz mereka.
“XL akan melakukan integrasi dengan Project Loon melalui 4G LTE di frekuensi 900 MHz,” demikian pernyataan tertulis XL Axiata, Kamis (29/10).
Kesepakatan antara tiga operator seluler besar tersebut berlangsung di kantor pusat Google di Mountain View, California, AS, Rabu (28/10), yang disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta pendiri Google Sergey Brin.
Dalam uji coba nanti tahun depan, balon udara ini akan mengudara di ketinggian sekitar 20 kilometer di atas permukaan laut yang berfungsi seperti menara pemancar sinyal.
Menurut rencana, balon bakal digunakan untuk memberi akses Internet ke daerah pelosok yang sejauh ini belum terjangkau oleh infrastruktur darat operator seluler.
Dengan operator Telkomsel, Project Loon akan diuji pada lima titik di atas Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Mereka memakai infrastruktur backbone milik Telkom dan Telkomsel, antara lain sistem jaringan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS). Sementara operator Indosat dan XL berencana memanfaatkan balon udara itu di kawasan timur Indonesia.
“Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk yang rendah,” ujar Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah.
Jika uji coba sukses, bisa saja Project Loon yang memakai tenaga matahari ini dipakai sebagai pelengkap infrastruktur telekomunikasi, namun semua itu kembali pada kesepakatan antara operator seluler dengan Google pada dua sampai tiga tahun mendatang.
Dari sudut pandang Indosat, perusahaan menilai kesepakatan uji coba ini dapat mendukung Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019.
CEO Indosat Alexander Rusli, yang juga Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia, berharap balon udara Google dapat “merangkul mereka yang belum terlayani konektivitas.”
Project Loon pertama kali diuji di Selandia Baru pada Juni 2013 memanfaatkan spektrum 2.600 MHz. Nantinya, warga dapat menerima koneksi nirkabel Wi-Fi pada perangkat mereka dan dapat dipakai guna mengakses Internet. (adt/eno)
0 komentar:
Posting Komentar