Ribuan Lampion Diterbangkan Bersama Harapan di Langit Candi Borobudur


MAGELANG - Harapan dan juga doa untuk kehidupan yang lebih baik di tahun baru terbang bersama ribuan lampion dari Taman Lumbini, Candi Borobudur, Jumat (1/1/2016) dini hari.
Selain cantik menghiasi langit di atas Candi Borobudur, lampion tersebut juga membawa pesan perdamaian dan kebahagian semua makhluk.
Cahaya kuning kemerahan bermunculan dari pelataran Candi Borobudur, di sisi lain kembang api terus bersinar menyambut tahun baru 2016. Sementara, ribuan orang dengan sukacita menerbangkan lampion dengan diiringi lagu berirama latin.
Dini hari kemarin, sebanyak 2.016 lampion diterbangkan dari kawasan Candi Borobudur saat malam pergantian tahun baru. Pembuatan lampion sebanyak 2.016 sebagaimana Tahun Baru 2016 dipesan secara khusus di Semarang.
Sebelum penerbangan lampion, doa dari pemuka agama lintas iman, Katolik, Kristen, Islam, Buddha, Hindhu, silih berganti merapalkan doa untuk harapan masyarakat.
Mereka memiliki benang merah yang sama dalam memanjatkan doa, yakni kedamaian dan juga kesejahteraan di tahun yang baru. Selain itu, juga mendoakan kepentingan bangsa dan negara.
“Kami berdoa untuk bangsa dan negara, serta untuk kehidupan kami di tahun baru ini, “ ucap para pemuka agama ini.
Usai memanjatkan doa, ribuan orang yang tak sabar menerbangkan lampion lalu berusaha menyalakan sumbu lampion dari kertas minyak ini.
Mereka berusaha memegangi lampion bersama dengan keluarga, pasangan dan juga orang lain yang belum mereka kenal.
Salah satunya, Marcellina yang berusaha menerbangkan lampion bersama saudaranya. Warga Jatingaleh, Kota Semarang ini mengaku ingin menerbangkan lampion untuk meramaikan kegiatan tahun baru bersama dengan orang-orang yang dikasihinya.
“Saya jauh-jauh dari Semarang untuk menerbangkan doa dan harapan bersama dengan lampion ini. Semoga dikabulkan oleh Tuhan,” ujarnya.
Sementara, Susanto, warga lainnya mengaku senang bisa menaikkan lampion, meskipun sempat kesusahan di awalnya. Dia mengaku kegiatan ini cukup menarik dan berkesan daripada merayakan tahun baru dengan hura-hura atau pesta.
“Di sini kami disuguhi musik jazz, ada doa lintas iman dan kerukunan agama yang bisa kami terapkan untuk kehidupan sehari-hari kami,” paparnya.
Pergantian tahun di Candi Borobudur dini hari kemarin memang diwarnai dengan hal yang istimewa. PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) mengadakan acara bertitel Borobudur Nite 2015, Music, Lantern & Pray. Sejumlah bintang tamu seperti Rio Febrian, Nita Aartsen, dan Fariz RM tampil memukau penonton.
Bersamaan dengan itu, di 20 desa sekitar Candi Borobudur mengadakan pentas seni. TWCB mengklaim 2.016 lampion yang diterbangkan ini terdiri 1.600 lampion dari Lapangan Lumbini, sedangkan sisanya 400 tersebar dari 20 desa yang mengadakan pentas seni.
Direktur Pemasaran dan Kerja Sama PT TWCB, Prambanan dan Ratu Boko, Ricky Siahaan mengatakan, menyambut tahun baru di Borobudur memang diisi dengan hiburan, doa dan pelepasan lampion. Mernrutnya, segala macam persoalan, berkah dan capaian-capaian di tahun ini, patut disyukuri.
“Keberadaan Taman Wisata Candi Borobudur ada karena dukungan dari masyarakat. Kita mensyukuri bersama masyarakat di 20 desa dengan pesta kesenian rakyat,” kata Ricky.
Susur Kalikota
Sementara itu, warga Kampung Potrosaran Kelurahan Potrobangsan, Magelang Utara, Kota Magelang punya cara tersendiri dalam menyambut pergantian tahun. Tidak seperti masyarakat pada umumnya yang merayakan tahun baru dengan pesta kembang api.
Warga tersebut mengisi malam pergantian tahun 2015 ke tahun 2016 dengan acara gelar budaya dengan menyusuri Kalikota Magelang, Kamis (31/12/2015) malam.
Acara pembukaan dimulai di Padepokan Gunung Tidar menuju Jalan Potrosaran-Jalan Pahlawan-Jalan Raden Saleh- Jalan Pirngadi-Jalan Basuki Abdullah.
Mereka kemudian menyusuri Kalikota dan Finishnya di atas Jembatan Kalikota untuk dilangsungkan acara panggung Kebudayaan, Penyair Kota Magelang ES Wibowo menyampaikan orasi kebudayaan.
Penggagas acara Pangeran Kalikota Magelang ES Wibowo menuturkan, tema acara adalah Suwaro Warso Waras, dengan harapan di tahun 2016 masyarakat diberikan kesehatan, kelonggaran rizki, kemudahan dalam tugas dan warga diberikan kesejahteraan.
Dalam orasinya kebudayaan, ES Wibowo juga menyampaikan tradisi kampung seperti nyadran, suran, bersih kampung, sedekah bumi, jamasan, saparan dan lainnya harus dilestarikan.

Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar