BANTUL - Dampak perubahan iklim dengan adanya fenomena alam El Nino mulai dirasakan beberapa lahan pertanian di Bantul yang kekurangan air meski kini berada di musim penghujan.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul, Suroto menjelaskan dampak El Nino mulai terasa pada pertanian padi khususnya yang jauh dari sungai dan mengandalkan sumur pompa.
"Kalau lahannya gampang dialiri air dari Sungai Progo atau Kamijoro aman, tidak parah," katanya pada Jumat (8/1/2016).
Lahan pertanian yang kesulitan air di musim penghujan saat ini karena jauh dari saluran irigasi teknis menurutnya harus diselamaykan dengan pompa diesel.
Dia mencontohkan untuk mengairi 1600 meter persegi lahan padi menggunakan bantuan pompa diesel selama enam jam membutuhkan empat liter BBM tiap harinya.
"Otomatis sarana produksi naik, biaya produksi jadi lebih mahal," kata petani asal Sanden ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengungkapkan sudah melakukan pemantauan ke lapangan dan memang sudah ada petani lahan padi yang menggunakan pompa air untuk irigasinya terutama di pertanian lahan pasir di daerah selatan.
"Di lahan-lahan tertentu yang memang tidak ada irigasi teknis atau setengah teknis yang sedot air," terangnya.
Meski begitu, Partogi belum bisa menyimpulkan apakah memang ada dampak El Nino terhadap pertanian di Bantul karena yang terjadi saat ini bisa dikatakan masih dalam taraf wajar.
Partogi mencontohkan meski daerah Bantul agak kering, namun di Sleman beberapa kali juga turun hujan lebat. "Kalau misal Sleman hujan, sungai-sungai kita kan penuh air," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto mengungkapkan dampak El Ninoyang terasa di Bantul saat ini adalah saat turunnya hujan tidak bisa dipastikan, selain juga hujan yang belum merata turun di Bantul.
"Yang sering hujan daerah Bantul utara dan selatan, yang tengah jarang hujan," ungkapnya.
Menurut Dwi hingga saat ini Bantul masih berada di pertengahan musim penghujan, meski musim penghujan kali ini berlangsung sangat pendek yaitu hanya empat bulan sehingga awal Maret nanti diperkirakan sudah memasuki musim kemarau.
Karena pendeknya musim penghujan kali ini musim kemarau selanjutnya diperkirakannya bakal panjang mencapai delapan bulan, karenanya yang paling mengkhawatirkan adalah dampaknya terhadap lahan pertanian, meskipun Ia meyakini untuk saat ini kekeringan belum terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar