Myanmar Bebaskan 100 Tahanan Politik


JakartaCNN Indonesia -- Myanmar mulai membebaskan sekitar 100 tahanan politik, hanya beberapa hari menjelang pembentukan pemerintahan Myanmar yang baru oleh partai oposisi, Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi. 

Pembebasan sejumlah tahanan politik oleh pemerintahan Thein Sein yang dimulai pada Jumat (22/1) juga terjadi setelah Asisten Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mendesak Myanmar untuk membebaskan semua tahanan politik selama kunjungannya ke Myanmar awal pekan lalu.

"Sejauh ini, 18 tahanan politik telah dibebaskan dari Penjara Insein. Mereka akan membebaskan sekitar 21 orang hari ini," kata seorang pejabat penjara Insein di Yangon pada Jumat.

Insein merupakan salah satu penjara terbesar Myanmar. Penjara ini digunakan untuk memenjarakan tahanan politik dan terkenal memiliki kondisi yang buruk, serta perlakuan buruk dari para tahanannya. 

Seorang pejabat senior dari Departemen Dalam Negeri Myanmar menyatakan bahwa lebih dari 100 tahanan akan dibebaskan dari berbagai pusat penahanan di Myanmar.

Pejabat senior lain dari Kantor Kepresidenan Myanmar mengungkapkan para tahanan politik akan dibebaskan bersamaan dengan peringatan Konferensi Perdamaian Buddhis Dunia yang dimulai di Myanmar, pada Jumat.

"Sebagian besar mereka ditangkap karena berunjuk rasa. Sejauh yang saya tahu, akan ada 101 tahanan politik yang akan dibebaskan dalam beberapa hari mendatang," kata Bo Kyi, Sekretaris Gabungan dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Menurut catatan Reuters, Myanmar telah menahan lebih dari 2.000 wartawan, aktivis, politisi dan bahkan komedian, selama lima dekade pemerintahan junta militer. Penahanan ini merupakan salah penyebab negara-negara Barat menjatuhkan sanksi kepada negara itu. 

Sebelumnya, pemerintahan Thein Sein juga telah membebaskan ratusan tahanan politik ketika pemerintahan semi-sipil menggantikan pemerintahan junta militer pada 2011. Sejak itu, Myanmar pun memulai serangkaian reformasi ekonomi dan politik. 

Namun, kelompok hak asasi manusia melaporkan banyak tahanan politik yang masih mendekam di penjara. Pada Desember lalu, terdapat 129 tahanan politik yang dipenjara di Myanmar, dan 408 aktivis yang menunggu persidangan atas tindakan politik, menurut laporan dari AAPP.

Suu Kyi yang memimpin NLD juga sempat menjadi tahanan politik dan menjalani hukuman tahanan rumah selama bertahun-tahun. Suu Kyi baru dibebaskan sepekan setelah pemilu 2010 yang dimenangkan oleh Thein Sein dan partainya, Partai Persatuan Solidaritas Pembangunan, USDP. 

Selain Suu Kyi, aktivis senior yang turut dalam demokrasi besar-besaran menentang junta militer tahun 1988, Ko Ko Gyi, juga sempat menjadi tahanan politik dan dibebaskan pada 2012. 

Parlemen baru Myanmar yang akan didominasi oleh pejabat NLD akan menjabat mulai 1 Februari mendatang. (stu)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar