Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta aparat keamanan di daerahnya untuk memberikan pengawasan khusus terhadap tiga lokasi di Jateng menyusul aksi teror di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Wilayah pertama ialah Kota Solo. Karena, daerah ini kerap muncul dan disebut-sebut sebagai basis teroris. Kata Ganjar, aparat keamanan pun menyanggupi permintaannya itu.
"Kemarin dikatakan remot nya dia yang pegang Bahrun Naim di Solo kita akan berikan perhatian," ungkap Ganjar Pranowo usai meresmikan Gedung Unit Transfusi Darah dan Kantor di Markas PMI Jateng di Sambiroto, Kota Semarang, Jawa Tengah Sabtu (16/1).
Daerah selanjutnya yang diminta mendapatkan perhatian khusus ialah wilayah Cilacap. Mengingat, terdapat beberapa lembaga pemasyarakatan dan tahanan atau narapidana teroris di lokasi itu termasuk Abu Bakar Ba'asyir.
"Di Cilacap lapas nya akan kita berikan perhatian. Di Kedungpane penjaranya juga akan kita berikan perhatian. Dan kita tahu sebenarnya sejak menjelang natal," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan aparat keamanan saat terjadinya aksi teror. Sehingga beberapa terduga pelaku dan anggota jaringan teroris bom Sarinah langsung tertangkap di beberapa daerah di Indonesia.
"Saya kira pekerjaan dari aparat kita sudah cukup dahsyat," ujarnya.
Ganjar mengimbau masyarakat di Jawa Tengah untuk waspada terhadap aktivitas orang maupun organisasi yang mencurikan pasca aksi teror di Sarinah. "Hal yang mencurigakan laporkan pada pimpinan terdekat. Lurah, polisi, pimpinan semuanya," terangnya.
Selain itu, mantan anggota DPR ini mengimbau ke masyarakat untuk membentengi diri dengan ideologi agama dan Pancasila. "Kemudian masyarakat Jawa Tengah musti punya benteng. Apakah itu ideologi negara Pancasila, apakah itu agama. Sehingga orang yang bercerita terorisme tiba-tiba pergi keluar nggak pamit. Kayak kemarin Gafatar pergi nggak pulang. Itu sebenarnya kita bisa menangkal dari dua hal," tegasnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini rakyat Indonesia yang hingga kini tidak takut terhadap upaya penyebaran teror.
"Orang Indonesia itu luar biasa. Wong polisine ndelik-ndelik malah orang-orang do nonton ough mas (Polisinya sembunyi malah orang-orang pada menonton). Ono sing nonton, mbakar sate malah do tuku (Ada orang nonton ada yang jual sate malah dibeli). Sebenarnya itu kita nggak takut mas. Artinya Indonesia sangat kokoh soal itu. Jika semakin kita takut maka semakin mereka berhasil. Itu khan tujuanya teror. Tapi kewaspadaan tetap harus kita jaga," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar