Paket Ekonomi V Disambut Positif, Rupiah Diprediksi Menguat
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak positif pada perdagangan pekan depan karena pelaku pasar diperkirakan menyambut baik Paket Kebijakan Ekonomi jilid V yang diterbitkan pemerintah.
Untuk diketahui, kurs tengah Bank Indonesia (BI) ditetapkan di Rp 13.491 per dolar AS pada Jumat (23/10). Nilai tukar tersebut menguat 149 poin dari kurs tengah kemarin, atau terapresiasi 1,09 persen dari kurs tengah Kamis, (22/10) di level 13.640 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan melemahnya sejumlah data China antara lain seperti laju Produk Domestik Bruto (PDB), produksi industri, dan lainnya, sempat memberikan imbas negatif pada laju mata uang Asia termasuk laju rupiah yang masih melanjutkan pelemahannya di awal pekan.
“Di sisi lain, pelemahan ini turut terimbas pelemahan sejumlah harga minyak mentah dunia setelah merespon data-data dari China. Dengan pelemahan tersebut, memberikan ruang bagi dolar AS untuk dapat terlihat lebih menguat,” jelasnya dalam ulasan, dikutip Minggu (26/10).
Ia menilai, meski indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia bergerak melemah, namun terhadap rupiah terlihat menguat. Dari pantauan data di Bank Indonesia, lanjutnya, saat itu laju rupiah masih menunjukan pelemahannya seiring penguatan tajam di pekan sebelumnya.
“Adanya rilis kenaikan NAHB housing market index AS sebelumnya yang dibarengi dengan pelemahan laju harga minyak mentah dunia seiring ekspektasi meningkatnya supply memberikan semangat bagi laju dolar AS untuk dapat menguat dan rupiah pun terkena imbas negatifnya,” ujarnya.
Reza menambahkan, pelemahan harga minyak mentah dunia yang berimbas pada penurunan sejumlah harga komoditas memberikan amunisi bagi dolar AS untuk dapat bergerak menguat.
“Sentimen ekspektasi akan lebih baiknya pengaruh dari Paket Kebijakan Ekonomi jilid V memberikan sentimen positif pada laju rupiah sehingga mampu berbalik menguat,” jelasnya.
Terhadap mata uang lainnya, ia menilai laju dolar AS masih terlihat menguat, namun rupiah mampu melampaui ekspektasi akan terjadinya pelemahan. Ia mengatakan laju rupiah sempat berada di bawah target resisten di level 13.625.
Analis LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo mengatakan kebijakan pemerintah yang telah diumumkan hingga saat ini tentu patut diapresiasi. Ia menilai pemerintah telah mengambil sikap dalam rangka menyikapi tantangan resiko pasar dan ekonomi yang akan di hadapi mendatang jelang tutup tahun 2015 dan potensi ekonomi global tahun 2016
“Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam waktu yang relatif singkat memberikan wacana pelaku pasar antara cermin kepanikan pemerintah atau sisi lain keberpihakan pemerintah terhadap kondisi pasar yang terjadi sebelumnya, sehingga pasar cenderung memberikan apresiasi dengan perilaku transaksi jangka pendek,” jelasnya.
Lucky menjelaskan, selanjutnya di sisi lain harus diakui bahwa sebagian pihak memiliki pandangan bahwa dampak kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan saat ini baru dapat dilihat, namun belum dapat dirasakan secara utuh
“Akhirnya seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan, saat ini mulai menilai apa dampak kebijakan yang telah di umumkan sebelumnya, akan memberikan dampak jangka pendek, menengah atau panjang sebagai dasar keputusan transaksi mendatang,” katanya (gir/gir)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar