Obati Rabun Dekat dengan Layar Televisi
Jakarta, CNN Indonesia -- Mata manusia kian lama kian melemah. Itu adalah hal tak terelakkan yang diakibatkan oleh penuaan. Di saat seseorang mencapai usia 50-an, sebagian besar orang membutuhkan kacamata, terutama ketika membaca buku atau koran.
Ketika usia seseorang bertambah, penglihatan mereka semakin memburuk, dan mereka mengembangkan rabun dekat yang dikenal sebagai presbyopia, yang terjadi karena perubahan kekuatan lensa mata.
Pada orang yang lebih muda, otot-otot mata berkontraksi dan menarik lensa mata untuk fokus pada objek-objek dekat. Otot-otot dan lensa mata kemudian kembali rileks waktu melihat objek-objek di kejauhan. Namun, saat usia seseorang bertambah, lensa yang sebagian besar terbuat dari protein, menjadi tegang ketika serat protein di dalamnya rusak.
Jadi, ketika otot-otot di sekitar mata berkontraksi, otot tidak bisa lagi menekuk lensa untuk membuat objek menjadi lebih mudah fokus. Kebanyakan orang di usia 50-an memakai kacamata atau lensa kontak untuk pekerjaan yang berhubungan dengan melihat objek dari jarak dekat karena kondisi itu.
Kondisi ini kian parah di usia 65, ketika lensa mata mulai berawan membentuk katarak, sehingga butuh pembedahan.
Namun, para ilmuwan sekarang telah mengembangkan sebuah lensa buatan yang dapat mencegah menurunnya daya penglihatan, serta memulihkan penglihatan lansia. Lensa tersebut dibuat dari bahan kristal cair, yang saat ini digunakan pada layar televisi dan telepon pintar. Lensa tersebut kemudian ditanam dengan prosedur bedah yang sederhana.
Lensa tersebut akan menyesuaikan fokus secara otomatis sehingga bisa digunakan selama satu dekade, seperti dilaporkan dalam lama The Times.
Fisikawan Devesh Mistry dari Universitas Manchester mengatakan presbyopia bisa disembuhkan dengan kristal cair, yakni materi yang tidak padat, bukan cairan, atau gas. Kristal cair berada di tengah-tengah, antara kristal dan cairan. Strukturnya teratur seperti kristal, tapi sifatnya fleksibel, dapat diubah oleh kekuatan mekanik atau listrik.
Materi tersebut digunakan dalam layar televisi atau telepon pintar karena indeks biasnya, sudut di mana dia membelokkan cahaya, bisa diubah dengan menerapkan arus listrik. Oleh sebab itu, Mistry percaya bahwa bahan ini bisa digunakan untuk mengembangkan lensa pengganti mata yang bisa fokus secara otomatis, tergantung pada gerakan otot mata.
Lensa kristal cair ini nantinya dimasukkan ke dalam mata dengan prosedur operasi yang cepat di bawah anestesi lokal, mirip dengan prosedur operasi katarak.
(win/les)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar