Kronologi Tewasnya Mahasiswa Atma Jaya


BEKASI – Kediaman mahasiswa Atma Jaya bernama Daniel Vicli Pardamean Tambunan (18) di Taman Tridaya Indah I Blok D3 Nomor 14, Kelurahan Tridaya Indah, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, terus dipenuhi pelayat. Mereka tidak kuasa melepas kepergian mahasiswa baru tersebut.
Isak tangis keluarga tak henti-hentinya terdengar dari rumah mahasiswa yang tewas saat mengikuti pelatihan Rasimen Mahasiswa (Menwa) di kampusnya, Universitas Atma Jaya, Jakarta selatan. Di antara mereka, tampak orangtua Daniel yakni Victor Tambunan (58) dan Uli Simbolon (52) yang terus menangis di hadapan jenazah.
Tak hanya mereka, puluhan kerabat juga menangis histeris di sekeliling peti jenazah Daniel. Bahkan, beberapa kerabat berteriak kencang dengan bahasa Batak.
Dalam kejadian nahas yang menimpa Daniel, keluarga dan kerabat mengaku menyesal. Hal itu seperti diungkapkan Mawardi Sinaga (49), paman Daniel.
Ia tidak percaya jika Daniel meninggal usai mengikuti tes Menwa di Kampus Atma Jaya, Jakarta Selatan. Mawardi pun berharap kampus tempat Daniel bernaung memberikan klarifikasi terkait kematian keponakannya.
"Keluarga sangat berduka dan menyesalkan insiden ini. Saya berharap pihak kampus mau memberi klarifikasi," kata Mawardi saat ditemui di rumah duka, Senin 26 Oktober 2015 tengah malam.
Mawardi mengatakan, sebelum tewas, Daniel mengikuti pelatihan Menwa di kampus sejak Kamis 22 Oktober sampai Minggu 25 Oktober. Akan tetapi, Sabtu 24 Oktober malam, pihak keluarga mendapat kabar lewat telefon Daniel mendadak sakit.
"Waktu dapat kabar itu keluarga lalu menyarankan agar Daniel dibawa ke rumah sakit terdekat," kata Mawardi.
Dia melanjutkan, saat itu senior Daniel berencana membawa korban ke Rumah Sakit Siloam yang berdekatan dengan kampus.
Tapi karena rumah sakit swasta itu meminta uang deposit yang cukup besar yakni Rp20 juta, akhirnya mereka mengurungkan niatnya.
Daniel sempat dibawa ke RS Siloam yang berdekatan dengan kampusnya. Tetapi, ia ditolak karena harus membayar Rp20 juta.
"Waktu mau dibawa ke sana, RS minta duit Rp20 juta, jadi batal dibawa, dan akhirnya dibawa ke RS lain yang lebih murah harganya sebesar Rp11 juta," jelasnya.
Tapi sayang, setibanya di sana, Daniel tak sadarkan diri, hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter pada Senin 26 Oktober pukul 03.30 WIB.
"Dapat kabar itu kami semua kaget dan merasa kehilangan sosok almarhum," ungkapnya.
(MSR)

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar