Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam perjanjian pasar bebas Asia Pasifik, yaitu Trans Pacific Partnership (TPP). Ini diutarakan Jokowi di depan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Thomas Lembong pernah menyatakan kekhawatirannya terhadap Vietnam. Karena Vietnam masuk ke dalam TPP dan memiliki akses pasar ekspor yang lebih luas termasuk ke Uni Eropa.
"Pengumuman mengenai TPP itu mengejutkan. AS berhasil menggaet 12 negara. Ini gawat kalau melihat Vietnam. Sudah rampung pasar akses bebas ke Uni Eropa dan masuk TPP. Persaingan dengan Indonesia kalau pemilik pabrik memilih ya nggak ada bandingan dengan Indonesia. Sudah jelas pasarnya lebih bebas Vietnam," ucap Lembong pada 19 Oktober 2015 lalu.
Indonesia juga harus ikut mengembangkan akses pasar, melakukan reformasi birokrasi, dan deregulasi agar tidak ketinggalan. Reformasi birokrasi dan deregulasi telah dilakukan lewat paket kebijakan yang diterbitkan pemerintah Jokowi.
Vietnam memang tengah aktif meningkatkan akses pasar ekspornya. Negara ini juga telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga mengatakan, bila Indonesia tidak bergabung dengan TPP, maka akan ketinggalan.
"Kalau tidak kita akan sulit bersaing dengan negara lain," kata JK hari ini.
TPP adalah pakta perdagangan antar-negara-negara di Asia Pasifik yang meliputi 12 negara, yaitu AS, Jepang, Brunei, Chile, New Zealand, Singapura, Australia, Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru, dan Vietnam. Perjanjian tersebut diklaim sebagai perjanjian dagang paling komplit dan berstandar paling tinggi, termasuk mengatur hak kekayaan intelektual, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan mekanisme penyelesaian sengketa antara negara dengan investor asing.
Negosiasi TPP disepakati antar-negara peserta tanggal 5 Oktober 2015 lalu, namun masih memerlukan persetujuan parlemen masing-masing negara sebelum bisa berlaku.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar