Jakarta, CNN Indonesia -- Utusan Duta Besar Irak menyampaikan pernyataan kepada Amerika bahwa negaranya membuka tangan kepada bantuan Rusia untuk melawan ISIS. Hal tersebut disampaikan oleh utusan Irak, Lukman Faily.
"Bagi kami, koalisi Amerika adalah mitra utama. Namun, jika ada dukungan dari pihak lain, kami pastinya akan berpikir dua kali sebelum mengatakan tidak," kata Faily kepada CNN, Jumat (9/10).
Irak memahami, bahwa tidak hanya Rusia, namun negara lain pasti merasa terancam dengan ISIS. Namun di saat yang bersamaan masing-masing negara juga mempunyai resiko yang dipertaruhkan.
Faily menekankan, bahwa pemerintahan Irak di Baghdad tidak sengaja mencari-cari bantuan ke semua pihak, namun Irak akan mempertimbangkan dengan serius jika ada tawaran dukungan.
"Kami rasa, secara keseluruhan, memang harus ada rasa urgensi yang tinggi menghadapi situasi di Irak, dan kami tidak bisa menambah satu hari lagi untuk menghadapi ISIS," kata Faily.
Seorang politisi Irak dari kelompok Shiite, sebelumnya telah menyampaikan kepada Reuters, bahwa negaranya sangat mungkin dalam waktu dekat akan meminta bantuan Rusia untuk melakukan penyerangan.
Menanggapi hal itu, Faily mengatakan belum ada diskusi lebih dalam tentang intervensi yang dilakukan oleh Rusia.
AS, sebagai pimpinan koalisi, juga telah melakukan pengeboman dari udara terhadap titik-titik lokasi keberadaan ISIS di Irak dan Suriah sejak tahun lalu. Hanya saja Rusia memperbesar kehadirannya di wilayah timur tengah dengan ikut melakukan penyerangan dari udara kepada Suriah.
Rusia pun berkeras bahwa serangannya telah mengenai ISIS dan kelompok-kelompok teroris di Suriah. Namun, beberapa pengamat menyebut Moskow sebenarnya menargetkan kelompok-kelompok oposisi yang melawan rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Dua pekan lalu, Irak bersepakat dengan Rusia, Suriah dan Iran untuk berbagi informasi intelijen untuk berperang melawan ISIS.
Faily pun tidak terlalu ingin membahas tentang kesepakatan tersebut dengan alasan negaranya berhati-hati akan politik di Amerika ataupun politik dunia.
"Kami membuat penjagaan untuk memastikan bahwa para intelijen hanya berkomunikasi tertutup dan apa yang kami terima menyangkut Irak tidak akan keluar. Kami sangat waspada dan berhati-hati mengenai hal-hal apa saja yang bisa kami lakukan bersama," ujarnya.
Dia pun menegaskan bahwa Irak bakal memikirkan dengan serius jika ada pihak manapun yang memberikan bantuan.
"Kejahatan tidak bisa lagi ditoleransi. Dukungan harus diberikan oleh semuanya. Dan siapapun yang mengulurkan bantuan, kami akan mempertimbangkannya dengan serius." (meg)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar