Mengakuisisi Motorola Tak Membuat Lenovo Sukses


JakartaCNN Indonesia -- Lenovo telah mengaku bahwa perusahaan gagal membangun bisnis Motorola setelah mengakuisisi divisi mobile perusahaan itu pada 2014 lalu.

Lenovo menyelesaikan transaksi akuisisi Motorola Mobility dari Google sebesar US$2,91 miliar pada Oktober 2014 silam. Keputusan akuisisi ini diyakini bisa memuluskan langkah Lenovo di pasar ponsel pintar hingga di negara maju seperti Amerika Serikat.

Dari laporan pendapatan akhir tahun yang dirilis pada Kamis kemarin (26/5), di dalamnya ada pernyataan bahwa bisnis Motorola "tidak sesuai dengan harapan perusahaan."

Pengakuan tersebut kemudian menggarisbawahi rencana Lenovo untuk menghapus brand Motorola yang telah diungkapkan pada awal Januari kemarin. Lenovo memang berniat untuk menggunakan nama "Moto" untuk produk ponsel flagship.


Situs TechCrunch mewartakan, Lenovo telah mengkapalkan 66,1 juta ponsel pintar selama satu tahun penuh pada 2015 dan 10,9 juta perangkat di kuartal terakhir tahun lalu.

Perusahaan mengatakan, kontribusi perangkat Motorola hanya 5 juta unit dalam hitungan per kuartal yang tentu saja di bawah target Lenovo.

"Hasil tersebut menunjukan upaya menyatukan perusahaan yang sudah dilakukan ternyata tidak sesuai ekspektasi. Khusunya pengirim China menurun 85 persen seiring bisnis ini berubah fokus ke pasar terbuka dengan harga lebih tinggi serta transisi produk ke Amerika Utara tidak sukses," ucap Lenovo.

Perusahaan asal Negeri Panda itu juga menuturkan, mereka mendapat pelajaran dari penyatuannya dengan Motorola. 

Lenovo menyusun strategi baru pada Maret kemarin dengan menunjuk dua CEO untuk bisnis mobilenya, yakni satu fokus pada pasar China dan satunya untuk negara lain di dunia.

"China masih menjadi pasar paling kompetitif dan perusahaan ingin kembali menumbuhkan bisnis di sana dengan mendorong perubahan dari skala operator ke pasar terbuka, serta memperluas brand ZUK agar menciptakan kompetisi di pasar kelas atas," tutur Lenovo.

Perusahaan lalu menyambung, "di luar China, Lenovo akan mempertahankan pertumbuhan yang tinggi di negara berkembang dan merebut kembali bisnis di AS dengan portofolio produk yang lebih kompetitif."

Perusahaan sempat mengatakan, perubahan yang dilakukan itu dibuat untuk merampingkan bisnis, termasuk PHK terhadap 3.200 karyawannya tahun lalu diakuinya menghemat US$690 juta untuk biaya selama pertengahan tahun 2015.

Diketahui Lenovo menutup tahun finansialnya dengan kerugian bersih US$128 juta dari pendapatan sebesar US$44,9 miliar -- turun tiga persen dari tahun 2014.

Lenovo hingga saat ini masih mendominasi industri perangkat komputer PC namun pengirimannya sedang melambat selama lebih dari setahun, sehingga perusahaan harus bersiasat untuk menumbuhkan pendapatannya di negara-negara lain. (tyo)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar