Karena Akuisisi Motorola, Lenovo Rugi Rp1,7 Triliun


JakartaCNN Indonesia -- Langkah Lenovo mengakuisisi Motorola Mobility belum memberi efek positif pada pendapatan perusahaan, karena saat ini perusahaan asal China tersebut masih masih terbebani sehingga berdampak pada kerugian bagi organisasi.

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, Lenovo membeberkan kerugian pertama kalinya bagi perusahaan yang berakar dari akuisisi Motorola pada Oktober 2014 silam sebesar US$2,91 miliar.

Keputusan perusahaan untuk menggabungkan bisnis ponsel Lenovo dengan Motorola, tak membuat penjualan melonjak. Sebaliknya, penjualan bisnis ponsel pintar Lenovo terlihat melemah.

Dari laporan keuangan tahun 2015 yang berakhir pada 31 Maret kemarin, Lenovo mengalami kerugian bersih sebesar US$128 juta atau setara Rp1,74 triliun.

Jika membandingkan dengan keuntungan yang dicapai pada tahun 2014, perusahaan berhasil meraup US$829 juta atau setara Rp11,3 triliun. 

Kantor berita Reuters mewartakan, pendapatan sepanjang 2015 perusahaan turun menjadi US$4,9 miliar, sementara pendapatan kuartal keempatnya anjlok 19 persen.

Lenovo yang ingin meningkatkan penjualan ponsel pintar ke benua Amerika dari akuisisinya terhadap Motorola ini pun memutuskan untuk kembali fokus ke China, kampung halamannya sendiri.

Menurut presiden perusahaan merangkap chief financial officer Wong Wai Ming, selama ini perusahaan mencari cara untuk menumbuhkan nilai produk untuk pemegang saham. "Masuk ke negara lain adalah sebuah opsi dan China adalah pasar yang potensial," begitu ucapnya, sembari menambahkan bahwa pengiriman ponsel di China menurun hingga 85 persen.

Tidak Menyesal


Sang CEO Yang Yuanqing mengatakan bahwa laporan keuangan tersebut "tidak sesuai dengan harapan perusahaan". Kendati demikian, ia mengaku tak menyesal dengan langkah perusahaan mengakuisisi Motorola, dan berharap perusahaan bisa kembali laba.

"Jika tidak, kami tidak akan mempunyai jejak global seperti sekarang. Kami berada di posisi teratas di antara perusahaan ponsel China lain," tutur Yuanqing.

Yuanqing menambahkan pelajaran yang didapatkan adalah perusahaan perlu melakukan integrasi yang lebih baik untuk meningkatkan produk dan efisiensi operasi.

Sebelumnya TechCrunch mewartakan, Lenovo telah mengapalkan 66,1 juta ponsel pintar selama satu tahun penuh pada 2015 dan 10,9 juta perangkat di kuartal terakhir tahun lalu.

Sementara kontribusi perangkat Motorola hanya 5 juta unit dalam hitungan per kuartal yang tentu saja di bawah target Lenovo.
Lenovo hingga saat ini masih mendominasi industri perangkat komputer PC namun pengirimannya sedang melambat selama lebih dari setahun, sehingga perusahaan harus bersiasat untuk menumbuhkan pendapatannya di negara-negara lain (adt) 

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar