YOGYA - Saat berwisata atau mengunjungi sebuah tempat, kurang lengkap rasanya tanpa membawa buah tangan alias oleh-oleh.
Berikut ini adalah lima buah tangan yang bisa anda bawa pulang saat mengunjungi Yogyakarta
1. Kopi Biji Salak Pondoh
Sudah sejak lama daerah Kabupaten Sleman dikenal sebagai penghasil buah salak, khususnya jenis salak Pondoh. Tak heran buah dengan kulit bersisik ini menjadi buah tangan wajib jika berkunjung ke Sleman.
Saat ini buah salak telah diolah menjadi beragam panganan, mulai dari keripik, manisan, dodol, karamel, hingga sirup. Jadi jika anda berkunjung ke Sleman semakin banyak pilihan oleh-oleh yang bisa dibawa pulang.
Dari sekian jenis olahan salak, mungkin kopi biji salak yang akan membuat dahi anda berkernyit. Di Kecamatan Turi, tepatnya di Dusun Kembangarum, Desa Donokerto, Turi, Sleman, terdapat produsen kopi biji salak.
Adalah Adi Winarto, yang sejak tahun 2013 lalu mulai memproduksi kopi dari biji salak. Diceritakannya, kopi biji salak yang diproduksinya hanya untuk keperluan penyembuhan.
"Di keluarga saya banyak yang menderita diabetes. Kemudian ada yang memberitahu bahwa kentos (biji salak) bisa mengobati diabetes. Kemudian saya mencoba mengonsumsinya dengan cara dibikin kopi terlebih dahulu," cerita Adi Winarto.
Setelah dibuat kopi, ternyata rasanya tidak kalah enak dengan kopi pada umumnya, akhirnya dia mencoba membuat kopi biji salak dalam jumlah yang lebih banyak.
Terlebih sejak tahun 2010 Adi Winarto telah merintis usaha pembuatan keripik salak, sehingga biji salak hanya dibuang begitu saja.
Manfaat kopi biji salak yang bisa membantu mencegah diabetes bukanlah isapan jempol semata. Kopi ini telah diteliti di laboratorium teknologi pertanian dan farmasi UGM dan di dalamnya terkandung pektin dan flavonoid.
Pektin adalah senyawa yang efektif mencegah kanker, sedang flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang efektif mencegah asma, katarak, diabetes, reumatik, hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.
Kopi ini juga sama sekali tidak mengandung kafein, sehingga tidak membuat ketagihan dan jantung berdetak kencang, serta aman bagi lambung.
2. Bakpia 75
Jika berkunjung ke Yogyakarta kurang lengkap jika tidak membawa bakpia sebagai buah tangan. Kudapan berasa manis ini memang telah menjadi salah satu ikon dari Yogyakarta.
Bagi siapa saja yang berkunjung ke Yogyakarta, akan dengan mudah menemukan tempat yang menjual bakpia.
Dari sekian banyak penjual bakpia, terdapat beberapa tempat yang telah bakpia sejak puluhan tahun yang lalu, dan salah satunya adalah Bakpia 75.
Bakpia 75 bisa disebut sebagai pelopor di usaha makanan ini. Bakpia 75 ada sejak tahun 1948 dan awal mula berdirinya di daerah Pathuk, Yogyakarta, tepatnya berada di jalan AIP II KS Tubun no. 75. Karena berawal dari bangunan no. 75, maka namanya Bakpia 75.
Hingga saat ini proses pembuatan bakpia masih menggunakan cara tradisional guna mempertahankan cita rasanya. Bakpia 75 masih menggunakan tungku yang terbuat dari bata dan menggunakan arang sebagai bahan bakar tungku.
Penggunaan arang ini diyakini menghasilkan rasa bakpia yang khas dan berbeda dari bakpia yang dipanggang menggunakan gas.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bakpia adalah tepung terigu, gula pasir, air, minyak goreng. Bahan-bahan tesebut adalah bahan untuk membuat kulit bakpia.
Sedang untuk isinya bahannya tergantung rasa dari bakpia yang akan dibuat. Saat ini ada empat rasa isian bakpia yang diproduksi secara reguler, yakni kumbu kacang hijau, kumbu hitam yang terbuat dari kacang hitam, coklat, dan keju.
Rasa dari Bakpia 75 adalah manis, gurih, dan lembut. Perpaduan rasa ini menjadikan pusat penjualan Bakpia 75 selalu ramai didatangi pembeli, terlebih di musim liburan dan akhir pekan.
Saat ini Bakpia 75 memiliki empat tempat penjualan, dimana dari keempat tempat tersebut, tiga di antaranya juga terdapat pabrik pembuatan bakpia. Ketiga pabrik dan toko penjualan tersebut terletak jalan AIP II KS Tubun no. 75 yang merupakan pusat dari Bakpia 75, jalan AIP II KS Tubun no. 83, dan di jalan H.O.S Cokroaminoto 119 B.
3. Kerajinan Patung Primitif
Selain makanan, kerajinan sering kali dijadikan salah satu oleh-oleh saat mengunjungi sebuah tempat. Jika selama ini orang lebih mengenal Yogyakarta melalui kerajinan batik, perak, ataupun wayang, tetapi ada kerajinan lainnya yang mungkin bisa anda jadikan buah tangan, yakni kerjinan patung primitif.
Meskipun patung primitif bukanlah kerajinan asli Yogyakarta, melainkan lebih dikenal sebagai kerajinan suku Asmat dan beberapa suku lainya, tetapi di Yogyakarta terdapat sentra kerajinan patung primitif yang berada di Dusun Pucung, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Bantul.
Dusun Pucung telah sejak awal tahun 90-an dusunya menjadi produsen patung primitif. Pada awal-awal dulu, patung yang dibuat berukuran cukup besar dengan tinngi patung mulai 50 cm hingga 2 meter.
Seiring dengan terus berjalannya waktu dan permintaan pasar, saat ini warga Pucung lebih banyak memproduksi patung dengan ukuran kecil dan lebih fungsional serta lebih sederhana
Jika dulu patung primitif hanya sebagai hiasan, saat ini patung diaplikasikan sebagai tempat tisu, tempat handphone, tempat bolpoin, tempat kartu nama, hingga asbak. Meskipun demikian pesanan patung berukuran besar masih tetap ada.
Untuk bahan baku pembuatan patung, kayu jati dan mahoni menjadi pilihannya. Kedua kayu tersebut cukup keras sehingga tidak mudah pecah maupun rusak saat dibuat patung.
4. Jogja T-Shirt
Jika berwisata atau berkunjung ke suatu daerah, kaus sering kali menjadi barang yang wajib dibeli. Selain sebagai kenang-kenangan akan suatu daerah, kaus sering kali menjadi oleh-oleh.
Sebagai daerah yang menjadi tujuan wisata, Yogyakarta banyak menawarkan beragam jenis kaus kepada wisatawan. Mulai dari kaus yang menampilkan kata-kata menggelitik hingga kaus bertemakan budaya Yogyakarta.
Dan jika menginginkan kaus yang bertemakan budaya, di Yogyakarta ada sebuah merk kaus yang bisa anda jadikan pilihan, yakni Jogja T-Shirt. Meramaikan usaha kaus di Yogyakarta sejak 2001, telah ribuan desain kaus diproduksi Jogja T-Shirt.
Meskipun telah cukup lama hadir, baru pada tahun 2009 yang lalu Jogja T-Shirt mulai dikenal luas masyarakat. Kaus ini mulai dikenal masyarakat luas sejak fokus menggarap kaus bertemakan budaya Yogyakarta.
Kaus-kaus bergambar wayang, abdi dalem, andong, becak, beragam bangunan di Yogyakarta, dan beberapa ikon budaya Yogyakarta dapat anda temukan di workshop sekaligus tempat penjualan kaus Jogja T-Shirt yang berada jalan Jambon Dusun Baturan RT. 01 RW. 19, Desa Trihanggo, Sleman, Yogyakarta.
Setiap harinya ribuan wisatawan yang kebanyakan adalah rombongan mengunjungi tempat tersebut. Tidak hanya sekedar belanja, wisatawan yang datang juga diajak menyaksikan secara langsung bagaiamana proses produksi kaus, mulai dari penyablonan hingga proses jahit.
5. Bakpiapia Aneka Rasa
Jika membicarakan makanan di Yogyakarta, kudapan bakpia tidak bisa dipisahkan. Karena kudapan ini telah menjadi ciri khas Yogyakarta, dan menjadi salah satu yang paling populer.
Jika wisatawan berkunjung ke Yogyakarta, bakpia menjadi buah tangan wajib saat mereka kembali ke kota asal mereka.
Jika anda menginginkan bakpia yang berbeda dengan bakpia yang kebanyakan ada, anda bisa mencicipi bakpia buatan Bakpiapia.
Bakpiapia sendiri hadir sebagai produsen bakpia pada Juni 2004. Berbeda dengan kebanyakan produsen bakpia lainnya, Bakpiapia hadir dengan inovasi berupa varian rasa yang sangat beragam.
Saat ini ada sekitar 19 varian rasa yang ditawarkan oleh Bakpiapia. Bakpiapia memiliki varian bakpia yang tidak ada di tempat lain, yakni bakpia single, bakpia blasteran, bakpia kentang, bakpia abon, dan
Tano mengatakan salah satu varian yang populer di Bakpiapia adalah bakpia blasteran yaitu 2 kelezatan rasa dalam 1 bakpia.
Beberapa varian Bakpia Blasteran adalah Bakpia Blasteran Blueberry Cheese, Blasteran Cappuccino, Blasteran Pisang Keju, Blasteran Nanas, Blasteran Durian, Blasteran Keju, dan Blasteran Cokelat.
Ada pula bakpia yang memiliki citarasa tradisional, yakni Single Black Beauty, Single cokelat, Single Kacang Hijau, dan Single Keju.
Bakpia ini memang memiliki bahan dasar sama dengan bakpia umumnya, yang membedakan isiannya lebih tebal. Ada juga Bakpia Janggut Naga yang isinya abon sapi dan Bakpia Black Beauty yakni bakpia kacang hijau di campur coklat.
Saat ini Bakpiapia dapat ditemukan di beberapa tempat di Yogykarta, yakni di jalan Wates Km. Bayeman Permai Ruko no. 4, jalan Dagen no. 9 Yogyakarta, jalan Malioboro Toko Batik "Teratai Indah" (depan Malioboro Mall), jalan Demangan Ouval RSCH Building, jalan Kaliurang km. 5,2, Ambarukmo Plaza, dan jalan Mataram (depan Popeye Music), dan di Kedai Kopi Mataram yang terletak di jalan Mataram (timur Malioboro Mall).
0 komentar:
Posting Komentar