Butuh Rp200 Juta untuk Terjunkan Mobil di Jalur Offroad


JakartaCNN Indonesia -- Offroad, merupakan jenis olahraga otomotif yang menggunakan kendaraan dengan penggerak empat roda atau disebut 4x4. Biasanya, offroader, sebutan bagi pelaku hobi offroad, menggunakan jalur di dalam hutan yang biasanya berundak dan penuh lumpur atau berpasir sebagai arena berolahraga. 

Sebagai olahraga, kegiatan offroad sendiri tentunya bukan aktivitas yang bisa dilakukan oleh semua orang dengan mudah. Mengendalikan setir mobil dengan tenaga dan ban besar tentunya bukan perkara gampang. 

Belum lagi menaklukkan jalur yang tak pernah mulus. Tak hanya menuntut ketangguhan para offroader, namun olahraga ini juga menuntut kocek yang cukup dalam untuk merawat mobil-mobil offroad. 

Biasanya, usai melalui ekspedisi offroad, kendaraan yang digunakan akan mengalami kerusakan. Bahkan menurut Toto Widyarto, banyaknya peserta dalam sebuah kegiatan offroad dapat menjadi salah satu pemicu kondisi trek offroad lebih sulit dari biasanya. Tentu saja hal itu berimbas kepada badan dan juga mesin mobil. 

"Ketika pesertanya makin banyak, rombongan bagian tengah ke belakang, track akan semakin hancur. Itu membuat dua sampai tiga kali lipat kesulitannya dibanding yang awal. Sudah gitu ada juga faktor cuaca yang sangat kritikal yang kadang-kadang bisa menghambat perjalanan ekspedisi," ujar Vice Chairman Indonesian Offroad Expedition (IOX) Toto Widyarto kepada CNNIndonesia.com


(Dok.Indonesian Offroad Expedition-IOX)
Karenanya, kerusakan pada kendaraan pun tak bisa dihindari. Demi mengembalikan performa kendaraan, para offroader pun mengeluarkan uang jajan untuk kendaraan mereka. 

Umumnya, biaya perawatan standar, seperti penggantian oli mesin, filter oli, filter udara, general check-up dan tune-up, membutuhkan biaya kurang lebih Rp1,5 juta.

Sebagai offroader, Toto, memberikan sedikit gambaran biaya yang dibutuhkan kala ingin ‘menyulap’ kendaraan sport standar menjadi kendaraan offroad. Dibutuhkan biaya kurang lebih Rp 200 juta untuk membeli bahan dan komponen dasar kendaraan offroad.

"Contoh saja orang beli bahan dan komponen dasar kendaraan offroad, Rp200 juta untuk Cherooke itu saja. Ini untuk start-up kendaraan ya, dari mobil standar bahan ini dijadikan kendaraan offroad yang mungkin dengan list kit-nya seperti rollbarrecovery, kurang lebih segitu,” ujar Toto.

Ketika jalur yang begitu ekstrim dilalui, bagian bawah kendaraan tentu akan tersentuh pertama kali oleh ‘medan’ ekspedisi. Hal ini yang kemudian dikatakan oleh Toto, bahwa bagian bawah atau ‘kaki-kaki’ menjadi bagian yang kerap kali rusak usai menempuh perjalanan offroad.

"Biasanya kaki-kaki,bagian bawah mobil sekitar roda. Tidak cuma bicara soal roda dan velg, di offroad ada garden, satelit, crownwheel, perolt, shockbreaker. Trek offroad ini kan tidak rata, ada batu-batuan, kubangan dan sebagainya," ujar Toto.

Selain itu, Toto memaparkan, bagian lain yang sering rusak yaitu pada faktor recovery, alat winch sering rusak karena beban berlebih yang diterima oleh winch.

"Mobil satu setengah ton itu normal diangkat dalam kondisi rata, mana kala posisi rodanya masuk ke lumpur, beratnya akan bertambah karena tercengkeram lumpur, dan mobil pasti lebih berat," katanya. 

Kerusakan pun dapat terjadi pada bagian electrical, "Saat winch menarik beban kendaraan, akan terjadi panas di sekitar kabel, kalau salah memilih kabel akan meleleh. Ini yang sering terjadi dan terjadi kerusakan pada winch," tambah Toto.

Menurut Toto, beberapa komponen pada kendaraan offroad merupakan buatan luar negeri, sehingga tak sedikit komponen yang digunakan harus dipesan atau membelinya pada bengkel-bengkel tertentu.

"Bicara uppermarket yang plug&play itu pasti bikinan luar negeri. Komponen elektrikal masih import, dan importnya itu bisa beli 4x4shop di Kelapa Gading, Kemayoran, atau melalui lewat internet, dan teman yang bisa masukin barang-barang offroad,” ujarnya.

(meg)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar