Presiden AS, Korsel dan Jepang Akan Membicarakan Nuklir Korut


JakartaCNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Park Geun Hye dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Kamis besok untuk mendiskusikan program nuklir Korea Utara.

Pertemuan ini diadakan disela-sela konferensi tingkat tinggi Keamanan Nuklir di Washington. Di hari yang sama, Obama juga dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

"Pertemuan ini menjadi kesempatan  bagi tiga pemimpin untuk membahas respons atas ancaman Korea Utara dan untuk memajukan kerja sama kemanan di kawasan dan global," bunyi pernyataan Gedung Putih, Senin (28/3).

Hubungan antara Park dan Abe tidak selalu baik di masa lalu, tapi dalam beberapa bulan terakhir keduanya memiliki kekhawatiran yang sama soal Korea Utara.

Korut melakukan uji coba nuklir ke empat pada 6 Januari lalu dan meluncurkan roket jarak-jauh bulan lalu.

Amerika Serikat mendorong hubungan yang lebih baik antara Korsel dan Jepang, dua sekutu terbesar AS di Asia, mengingat kekhawatiran tidak hanya soal Korut tetapi juga China.

Pemerintah China mengatakan Xi akan mendesak Obama untuk melanjutkan pembicaraan tentang masalah nuklir Korut. Pertemuan ini juga membahas kekhawatiran AS tentang peretasan komputer China serta soal wilayah Beijing di Laut China Selatan.

Obama, Park, dan Abe terakhir bertemu di sela-sela KTT Kemanan Nuklir sebelumnya di Den haag pada 2014.

November lalu, Park dan Abe mengadakan pembicaraan bilateral resmi pertama sejak mereka menjabat dan bulan berikutnya Jepang dan Korsel mencapai kesepakatan penting untuk menyelesaikan persoalan perbudakan perempuan di masa pendudukan Jepang.

Para pejabat pemerintah dan keamanan mengatakan setelah Korut melakukan uji coba nuklir pada Januari lalu mereka merasakan kekhawatiran tentang Korut bisa memperkuat rekonsiliasi dan membuka jalan bagi peningkatan kerja sama militer antara Jepang dan Korea Selatan.

Di sisi lain, China mennyetujui sanksi baru PBB terhadap Korut tapi mengatakan berulang kali sanksi bukanlah jawaban atas masalah nuklir Korut, melainkan perundingan.
Beberapa upaya untuk memulai kembali perundingan nuklir Korut belum tercapai sejak gagal pada 2008. (stu) 

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar