Sebelum Dipulangkan, Eks Gafatar Ikuti Pembinaan Agama


JakartaCNN Indonesia -- Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat akan menyerahkan tanggung jawab pemulangan 195 orang mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) kepada dinas sosial tingkat kabupaten atau kota. 

Kepala Bidang Pemberdayaan Dinsos Jawa Barat, Tatang Subarna, mengatakan para eks Gafatar tersebut akan menjalani sejumlah sesi pembimbingan, seperti wawasan kebangsaan serta pembinaan agama dan mental.

"Jadi, mekanisme pemulangannya tidak langsung kepada keluarga tapi diserahkan kepada dinsos kabupaten atau kota dulu untuk kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah," ucapnya di Cimahi, Jabar, Senin (1/2), sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara.

Tatang menuturkan, pembinaan agama dan mental rencananya akan dipimpin Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat, Rafani Achyar.

Tatang mencatat, 195 orang mantan pengikut Gafatar yang saat ini masih ditampung di tiga balai milik instansinya berasal dari 11 kabupaten dan empat kota di Jabar.

Diberitakan sebelumnya, pemulangan ratusan eks anggota Gafatar juga terjadi di sejumlah daerah. Petinggi Dinsos Riau kini tengah berupaya memulangkan 154 mantan pengikut Gafatar, dari Kalimantan Barat ke Riau.

Kepala Dinsos Riau, Syarifudin, mengatakan mayoritas eks Gafatar tersebut enggan kembali ke Riau dengan alasan tak lagi memiliki tempat tinggal di kampung halaman .

"Untuk sementara, mereka yang belum bersedia dipulangkan telah menandatangani surat pernyataan untuk tidak dikembalikan ke Riau. Kami sudah kantongi suratnya, ada sekitar 60 orang yang sudah tanda tangan," tutur Syarifudin, Minggu (31/1) kemarin.

Pekan lalu, kepada CNN Indonesia, sejumlah bekas anggota Gafatar yang tiba di Jakarta mengaku bahagia tinggal di kamp organisasi tersebut, di Mempawah, Kalimantan Barat. 

Setelah dipulangkan ke daerah asal, mereka pun mengaku bingung. "Lebih banyak suka daripada duka di Gafatar. Biasanya di sana saya bertani saja," kata seorang bekas anggota Gafatar di Markas Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta.

Adapun, Menteri Agama Lukmah Hakim Syaifuddin menyebut Gafatar sulit untuk dihilangkan karena organisasi itu bukan sekadar kelompok masyarakat biasa. 

Menurutnya, eksistensi Gafatar dapat memberikan keresahan bagi masyarakat karena dapat berimbas pada anggota keluarga mereka. Oleh sebab itu, ucap Lukman, kementeriannya dalam beberapa hari terakhir melakukan langkah intensif untuk mensiasati eksistensi organisasi tersebut.

"Kelompok ini bukan hanya kelompok masyarakat, tapi juga terkait dengan penanaman keagamaan tertentu," katanya, Jumat (29/1).


(abra)

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar