TNI Tak Akan Ambil Alih Pengejaran Santoso


JakartaCNN Indonesia -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menjamin institusinya tidak akan mengambil alih operasi pemburuan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah di Poso, Sulawesi Tengah.

"Tidak mungkin darurat militer," ujar Gatot di Jakarta, Jumat (29/1).

Gatot mengatakan, selama pemerintah tidak menetapkan status darurat militer, fungsi TNI hanyalah pendukung Polri dalam perburuan buronan teroris tersebut. 

Tanpa status darutat militer, ujar Gatot, komando operasi akan terus dipegang oleh Korps Bhayangkara.

"Dalam kondisi darurat militer, barulah TNI menjadi tangan kanan Presiden, polisi tangan kiri, dalam artian memberi bantuan. Hilangkan sifat kompetisi dari masing-masing angkatan," ujarnya.


Gatot juga menuturkan, TNI dan Polri tidak perlu lagi menggelar latihan bersama di Poso karena personel kedua lembaga sudah memasuki masa operasi yang sesungguhnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan TNI sebenarnya bisa saja mengambil alih operasi pengejaran Santoso. Hal tersebut, menurutnya, bergantung pada perkembangan kondisi dan situasi di medan operasi.

"Kami sadar, lokasi geografis di sana tidak mudah untuk kami jadikan ajang penindakan," ujarnya.

Meski begitu, Badrodin tidak ingin mempersoalkan institusi apa yang nantinya akan menangkap Santoso. Ia berkata, kalaupun yang berhasil menciduk Santoso nantinya adalah personel TNI, penangkapan tersebut tetap akan diklaim Polri sebagai pengendali operasi.

"Ditangkap polisi ya lebih baik. Ditangkap sama-sama juga tidak ada masalah karena saat ini sudah satu satuan komando," kata Badrodin.

Menanggapi perkataan Badrodin, Gatot berkata, "Dalam kondisi sekarang ini, rakyat menangkap pun boleh. TNI dan Polri melakukan operasi bersama yang penting atas satu tujuan. Tujuan kita menangkap Santoso dan kawan-kawannya."

Desember silam, Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Inspektur Jenderal Arief Dharmawan mengingatkan Kepolisian untuk tidak menganggap remeh jaringan kelompok teror yang dipimpin Santoso. 

"Meski mereka kecil, tetapi jangan dianggap remeh. Jangan anggap mereka tidak ada apa-apanya. Mereka itu militan," ucapnya.


(abra/agk)

Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar