Di Balik Industri Kreatif Korea yang Mendunia


SingapuraCNN Indonesia -- Kalau Amerika punya Hollywood, Asia punya Korea Selatan. Meski tak ingin disamakan, Negeri Ginseng itu bisa disebut negara yang sukses memasarkan industri kreatifnya. Lihat saja betapa remaja di Indonesia tergila-gila musik dan selebriti Korea.

Menurut Spencer Thomas, Produser Senior Tim Pembangun Konten CJ E&M yang ditemui CNN Indonesia dalam Asia TV Forum dan Screen Singapore baru-baru ini, kesuksesan Korsel diawali dengan konten yang berkualitas. Ujung tombak mereka: drama dan musik K-Pop.

"Saya tidak tahu banyak soal musik, tapi Anda bisa lihat kerja keras mereka dan sistem yang mereka gunakan untuk memaksimalkan talentanya," kata Spencer.

Para penyanyi K-Pop berlatih berjam-jam selama sehari. Mereka juga punya sistem memasukkan seseorang dari luar Korsel yang bisa berbahasa asing sebagai personel. Dengan demikian, K-Pop bisa diterima di semua negara dan kalangan, terutama remaja.

"Dari sisi penyiaran, drama yang memimpin," pria yang berasal dari Amerika Serikat itu menegaskan. Bukan hanya berisi skenario yang bagus, drama-drama Korea juga menurutnya punya karakteristik berbeda, terutama jika dibandingkan produk Amerika.

Bos kami bilang, no culture no country.Spencer Thomas, CJ E&M
Drama Korea, kata Spencer, lebih berisi nilai-nilai yang bisa ditransformasikan dan diterima negara Asia lainnya. "Dengan nilai-nilai kekeluargaan, romantis, cinta bertepuk sebelah tangan. Lebih keluarga dibanding drama Amerika," ia menjelaskan.

Jika dibandingkan, drama Amerika lebih banyak bernuansa laga atau kekejaman. Yang sedang tren misalnya, soal kriminal. Atau jika itu berkaitan dengan romansa, terlalu banyak nilai hubungan bebas yang dianut.

"Korea tidak memotret yang negatif seperti itu. Skenarionya lebih positif," katanya. Itu juga didukung teknologi yang memadai.

Melalui industri kreatif itulah, Korea mencoba menebarkan "pesan-pesan" dari dalam negerinya. Spencer mengakui, drama Korea juga sengaja dibuat sarat budaya lokal.

"Bos kami bilang, no culture no country. Ada branding lewat konten sebagaimana branding untuk kimchi. Korea sangat bangga akan hal ini dan menggunakannya sebagai identitas," ujar Spencer. Itu membedakan tayangan atau film Korea dengan yang lain.

Spencer melihat, Korea sangat sukses menjadikan industri kreatif sebagai pelestari budaya sekaligus perangkul generasi muda, bahkan linta negara. "Bahkan dengan karakter seperti Psy, orang tahu Korea. Korea sangat mengerti nilai dunia hiburan dan menjadikannya sebagai jalan merangkul orang-orang bersama," tuturnya.

Sebagai orang Barat pun, Spencer menilai Korea sebagai "masyarakat yang paling kompetitif di Bumi." Semua bekerja keras mewujudkan satu cita-cita bersama itu.

Ia tak memungkiri, ada pengaruh Barat dalam industri kreatifnya. Dahulu, konten Barat mendominasi jam utama di televisi Korea. "Banyak pertunjukan seperti CSI," ia mencontohkan. Tapi kemudian, 10 tahun kemudian, Korea memproduksi konten sendiri.

"Sampai sekarang kami masih membeli format dari Barat, tapi membuatnya lokal dengan artis kami dan bahasa kami," tuturnya lagi.

Spencer mengatakan, itu bukan tidak mungkin dilakukan di negara lain, termasuk Indonesia. Saat ini, CJ E&M tengah banyak melakukan koproduksi. Untuk film misalnya, perusahaan itu baru membiayai A Copy of My Mind garapan Joko Anwar. Untuk televisi, mereka ingin melakukan lebih banyak lagi.

"Misalnya membuat kompetisi menyanyi, kami bisa membantu Indonesia membuatnya dengan talenta lokal kalian," kata Spencer. Tahun depan, CJ E&M bahkan akan mengembangkan sayap ke Amerika Serikat dan Inggris.

Namun, Spencer menegaskan, pihaknya tak berniat "menggigit" siapa pun. Koproduksi menurutnya merupakan solusi mutualisme.

"Berharap saja enam bulan ke depan bisa bekerja sama dengan Indonesia," ujarnya. Hanya saja, ia menyarankan, sebaiknya Indonesia menyamaratakan terlebih dahulu soal infrastruktur, terutama internet. Infrastruktur digital akan membuat orang lebih melek dan bergairah soal informasi.

"Korea populasinya sekitar 50 juta, dan punya kecepatan unduh dan streaming paling kuat di dunia. Konten digital itu platform yang paling bagus. Sekarang di mana-mana, di Korea orang menonton industri kreatif." (rsa)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar