Polusi China 50 Kali Lebih Tinggi dari Standar WHO



JakartaCNN Indonesia -- Asap poluisi berbahaya menyelimuti China pada Senin (9/11) setelah level partikelnya mencapai 50 kali batas maksimum yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Penggunaan energi untuk pemanas dituding sebagai biang keladinya seiring kedatangan musim dingin.

Kabut itu begitu tebalnya hingga gedung-gedung di Changcun, ibukota provinsi Jilin di timur laut, jadi tak kasat mata. Sebuah foto menunjukkan penanda neon restoran warna kuning nampak melayang di udara bertuliskan "Northeastern Dumpling King".
Di foto lain yang juga tersebar di internet, terlihat seorang pria sedang bersepeda di tengah salju di Shenyang, ibukota provinsi Liaoning, pada hari Minggu sambil mengenakan masker gas bergaya kuno. Sementara itu, kantor berita resmi Xinhua melaporkan pernyataan pejabat rumah sakit setempat yang kewalahan menangani pasien gangguan pernapasan akibat bangsal telah terisi penuh.

Dilansir dari Channel Newsasia, level PM2,5, partikel udara kecil yang disebut-sebut paling berbahaya bagi kesehatan manusia, mencapai 860 mikrogram per meter kubik di Changchun yang ditinggali 8 juta orang, jauh berbeda dari rekomendasi maksimum WHO sebesar rata-rata 25 mikrogram per 24 jam.

"Kabut hari ini amat parah dan mencekik - saat saya keluar rumah, saya kira rumah seseorang sedang terbakar," ujar seorang pengguna di situs jejaring sosial China, Sina Weibo.

Di jejaring sosial pula, pemerintah Changchun mengatakan bahwa respons darurat "level tiga" sedang diinisiasi. Pemerintah mengimbau sekolah untuk tak menggelar aktivitas di luar ruangan, serta penduduk diminta tetap berada di dalam ruangan dan "mengambil tindakan pencegahan", tanpa penjelasan lebih detail.

Masalah polusi yang parah di China telah lama dikaitkan dengan ratusan ribu kematian bayi, serta menjadi penyebab ketidakpuasan terhadap pemerintah.

Partikel PM2,5 dapat memicu penyakit jantung, stroke, serta gangguan paru-paru seperti kehancuran kantung udara dan kanker.

Karena pemanas batu bara

Hari Minggu kemarin, data dari Biro Perlindungan Lingkungan setempat menunjukkan level keseluruhan partikel PM2,5 di Shenyang merangkak hingga 1.157 mikrogram per meter kubik. Angka itu memuncak hingga mencapai 1.400 di sejumlah bagian kota menurut laporan stasiun televisi CCTV, dengan jarak pandang kurang dari 100 meter.

Temuan tersebut nampaknya merupakan rekor tertinggi yang pernah ada di China. Menurut otoritas lingkungan Shenyang di akun resmi media sosialnya, polusi ekstrem itu muncul akibat sistem pemanas publik berbahan batu bara yang dinyalakan seiring tibanya musim dingin. Polusi dari provinsi tetangga turut menambah pekat udara kota Shenyang.

Penjelasan tersebut lantas membakar emosi warga internet.

"Swedia juga punya penghangat umum -- kenapa mereka tidak kena kabut?" tanya seorang dari mereka.

"Jika perusahaan alat pemanas berani membeli batu bara murah berkualitas rendah dan meracuni lingkungan, mereka harus ditemukan dan ditembak seketika," tulis seorang pengguna media sosial lainnya.

Xinhua menganggap respons darurat pemerintah itu "tak berguna" untuk menghadapi "kabut dan polusi parah macam ini", yang disebutnya terberat tahun ini.

Seorang pengguna media sosial menulis, "Polusi lingkungan telah membuat penyakit kronis jadi hal yang semakin biasa. Kita sedang menjadi manusia sakit di abad baru Asia."

(den)

Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar