Menelusuri Jejak Sejarah Gunung Krakatau


JakartaCNN Indonesia -- Dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada 1883 meninggalkan jejak nyata di Bandarlampung, kota yang berjarak sekitar 60 mil laut dari Krakatau.
Letusan gunung disusul ombak setinggi 2 meter menyebabkan peradaban berubah seketika. Tak kurang 36 ribu jiwa di Banten dan Lampung jadi korban. Saat itu penduduk Lampung 600 ribu jiwa. 
"Bahkan konon, asal nama Kampung Pecoh di Kelurahan Garuntang berasal dari kondisi kampung yang berantakan diterjang tsunami akibat Krakatau meletus," ujar Wakil Ketua BPPD Lampung Yaman Azis, kepada CNN Indonesia, baru-baru ini.
Sebuah rambu laut terempas dari Pelabuhan Gudang Agen dan ditemukan di Kampung Opas. Dua tempat itu berjarak 1,2 kilometer.  Maka untuk memperingati dahsyatnya peristiwa tersebut, Belanda mendirikan Monumen Krakatau pada sekitar 1884-1885. 


Monumennya tak lain rambu laut yang terempas jauh itu, dan didirikan tepat di tempatnya ditemukan. 
Monumen ini sekaligus dijadikan penanda 0 kilometer Kota Telukbetung, tak jauh dari kantor Wakil Residen Lampung saat Lampung masih termasuk Karesidenan Banten.
Pada era 1980-an monumen itu dipindahkan 20-an meter ke arah tenggara dengan pertimbangan di tempat yang lama tepat di tepi jalan. Lokasi baru persis di seberang Kantor Wakil Residen yang sudah jadi Kantor Polda Lampung. Tepat di tengah Taman Dipangga, Jalan W.R. Supratman, Telukbetung, Bandarlampung.

Rambu laut itu ditopang kaki dari semen sehingga tinggi totalnya 2 meter. Sisi-sisinya berhiaskan relief yang menjelaskan peristiwa lebih dari satu setengah abad lampau itu. 
Usai tsunami, ada dua rambu laut yang ditemukan terlempar jauh dari tempatnya. Satu dijadikan Monumen Krakatau, satu lagi terempas sampai di tengah Kampung Talang, Kecamatan Telukbetung Selatan yang sampai sekarang masih ada dan diberi pagar. 
Tinggalan lain dari peristwa meletusnya Krakatau adalah jangkar dan lampu suar yang sekarang disimpan di Museum Negeri Lampung. Dulu juga ada kapal dagang, yang sempat dicurigai sebahai kapal patroli Belanda, berukuran panjang 20-an meter yang terdampar sampai Sumur Putri, 2 kilometer dari bibir pantai di Gudang Agen. 
Ada yang menemukan batangan emas di dalam kapal ini.
Sekarang kapal ini sudah tidak ada, lenyap setelah jadi besi tua. 
“Dulu pernah jurnalis Belgia sengaja datang untuk minta dicarikan keberadaan kapal itu. Setelah dilacak, akhirnya cuma bisa menemukan gerigi mesinnya di bengkel las di Kecamatan Telukbetung Selatan," kata Yaman. 
(les)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar