Demensia Bisa Jadi Diawali Selera Humor 'Garing'


JakartaCNN Indonesia -- Selama ini orang menganggap gejala paling terlihat dari demensia atau penurunan kemampuan memori adalah kepikunan atau hilangnya sebagian ingatan. Namun ternyata ketika kepikunan sudah menjelang biasanya demensia sudah terlanjur menyerang. 

Penelitian terbaru menemukan sebenarnya baik keluarga atau teman-teman pasien bisa melihat gejala paling awal dari penyakit itu dari perubahan selera humor calon pengidap demensia. Mereka biasanya jadi cenderung senang akan humor yang gelap dan agak tidak normal untuk ditertawakan. 

Hasil penelitian tersebut diterbitkan di Journal of Alzheimer’s Disease yang dilakukan oleh University College London. 

Dr. Camilla Clark merekrut 48 pasien dengan kondisi demensia frontotemporal dari klinik demesia mereka  di University College. Para teman dan keluarga diminta untuk menilai bagaimana reaksi pasien terhadap jenis komedi yang berbeda. Demensia frontotemporal adalah salah satu jenis demensia yang paling jarang terjadi. 

Jenis komedi yang diberikan adalah slapstick seperti film-film Mr. Bean, komedi satirikal sepertiYes, Minister dan komedi yang absurd seperti film-film Monty Python. Ada pula beberapa jenis humor yang dianggap kurang pantas. 

Clark menemukan pasien demensia cenderung memilih humor yang slapstick dan satirikal, ketika dibandingkan dengan 21 orang lain yang sehat dengan usia yang sama. 

Hampir semua kerabat pasien yang ditanya menyebut mereka memperhatikan memang ada perubahan dari selera humor calon pengidap setidaknya 9 tahun sebelum benar-benar didiagnosis terserang demensia. Perubahan itu termasuk juga selera humor yang lebih gelap dan kegemaran menertawakan kejadian tragis dari berita atau dari kehidupan pribadi mereka. 

“Ini adalah perubahan yang bisa dikenali — humor yang sangat tidak pantas dan bahkan humor yang tidak berkelas. Misalnya seorang suami yang bisa menertawakan istrinya yang terciprat air panas,” kata Clark. 

Mengutip Independent, Dr. Simon Ridley, peneliti alzheimer dari Inggris mengatakan siapapun yang prihatin akan perubahan perilaku orang disekeliling mereka seperti pada calon pengidap demensia ini mesti memberi masukan pada dokter yang merawat sang pasien. 

“Meski hilangnya memori adalah hal pertama yang muncul dalam ingatan ketika kita bicara soal demensia, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya melihat beragam gejala yang berbeda yang muncul dalam kehidupan sehari-hari pasien dan hubungan dengan orang sekitarnya,” kata Ridley. 

“Pemahaman yang lebih dalam dari gejala demensia akan meningkatkan kemampuan kita membuat diagnosis yang lebih tepat waktunya dan akurat.”

Para ahli mengatakan tetap dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengindentifikasi perubahan selera humor untuk bisa menandakan awal perjalanan penyakit demensia. 

(utw)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar