Gelar Pahlawan Soeharto, Kerabat Cendana Serahkan ke Publik


JakartaCNN Indonesia -- Kerabat mendiang Presiden RI ke-2 Soeharto menilai usulan Partai Golkar yang menginginkan agar Soeharto diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah sangat pantas dipertimbangan untuk diberikan. Namun kerabat Cendana sebagai pihak keluarga Pak Harto menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat luas dan pemerintah.

Salah satu kerabat Cendana dari keluarga Prabowo Subianto berpendapat jasa Soeharto sangat besar bagi bangsa Indonesia. “Pemberian gelar untuk Pak Harto sebagai pahlawan nasional sangat pantas dipertimbangkan terlepas dari adanya kekurangan selama Pak Harto menjadi Presiden 32 tahun,” ujar keponakan Prabowo, Aryo Djojohadikusumo kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (21/5).

Aryo menuturkan Prabowo beberapa tahun lalu pernah pidato di Singapura yang membeberkan jasa-jasa semua mantan Presiden Indonesia dari mulai Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono. “Pak Prabowo selalu melihatnya dari sisi yang positif,” ucap Aryo.

Terlepas dari Partai Golkar, Sarmuji mengatakan jasa-jasa Soeharto sangat besar bagi bangsa Indonesia, salah satunya keberhasilan swasembada pangan sehingga kebutuhan pokok rakyat Indonesia bisa terpenuhi dan harganya murah. “Kebutuhan sandang rakyat juga berhasil dipenuhi oleh Pak Harto. Tak ada lagi yang berpakaian pakai karung goni,” ujarnya.
Ketika itu Prabowo menyatakan Soekarno sangat berjasa sebagai proklamator kemerdekaan RI, Soeharto sangat berjasa bagi pembangunan Indonesia, BJ Habibie sangat berjasa bagi kemajuan riset dan teknologi Indonesia, Gus Dur sangat berjasa bagi kemajemukan dan toleransi di Indonesia, Megawati sangat berjasa dalam mempertahankan kedaulatan bangsa, khususnya Aceh, dan SBY sangat berjasa dalam menjaga stabilitas pembangunan Indonesia.

“Pak Harto itu bapak pembangunan Indonesia. Pada waktu awal menjabat sebagai presiden, kondisi Indonesia sedang hancur-hancurnya dan kemudian dibangun oleh Pak Harto,” kata Aryo.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu mengatakan semasa Soeharto menjadi Presiden, bangsa Indonesia tidak mengalami kesulitan pangan dan harga-harga sembilan bahan pokok stabil. “Yang tak stabil di masa akhir jabatan Pak Harto,” ucap Aryo.

Jasa lain Soeharto, kata Aryo, tak hanya soal pemenuhan dan ketahanan pangan nasional namun juga mengenai keamanan. “Masalah terorisme tidak ada. Masalah keamanan di zaman Pak Harto bagus,” kata dia.

Menurut Aryo pihak keluarga Prabowo sebenarnya kurang cocok kalau untuk membicarakan soal perlu atau tidaknya Soeharto diberi gelar pahlawan nasional karena masih ada hubungan sebagai pihak keluarga Cendana. 

“Kami menyerahkan kepada pemerintah dan juga sejarawan yang bisa menilai secara obyektif tentang Pak Harto selama 32 tahun berkarier sebagai Presiden,” ujarnya.

Aryo mengatakan perlu dikaji secara mendalam apakah Soeharto layak dianugerahi gelar pahlawan nasional. “Ada sisi positif dan negatifnya. Perlu waktu untuk memikirkan dan mempertimbangkan bagaimana sebaiknya. Jangan terburu-buru,” tutur politikus Partai Gerindra ini yang mengaku menghormati keinginan Partai Golkar itu.

Politikus Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan Soeharto dan Partai Golkar mempunyai hubungan yang sangat erat sehingga Golkar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa yang baru lalu merekomedasikan agar Soeharto diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah saat ini.

“Pak Harto waktu itu menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. Pengajuan usulan gelar pahlawan itu dari sisi subyektif Partai Golkar,” kata Wakil Sekjen Partai Golkar hasil rekonsiliasi itu kepada CNN Indonesia.com, Sabtu (21/5).


Sarmuji mengakui Soeharto tentunya juga memiliki kekurangan selama menjabat 32 tahun sebagai Presiden Indonesia. “Pastinya ada kekurangan juga sebagai manusia, setiap orang punya kekurangan. Tapi dalam perspektif Partai Golkar jasa-jasa beliau sangat besar bagi bangsa ini sehingga layak mendapat gelar pahlawan nasional,” tutur anggota DPR ini.

(obs)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar