KPI Larang Lelaki Bergaya Kewanitaan Tampil di Televisi



Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan kebijakan yang dinilai kontroversial oleh berbagai pihak.
Dalam surat edaran No 203/K/KPI/02/16, KPI melarang laki-laki bergaya seperti wanita untuk tayang di televisi.
Surat yang diterbitkan pada 23 Februari 2016 itu meminta pengelola televisi untuk tidak menampilkan pria sebagai pembawa acara (host), talent maupun pengisi acara dengan tampilan kewanitaan baik itu gaya berpakaian, riasan, gaya bicara dan melakukan promosi pembenaran seorang pria untuk berperilaku kewanitaan.
Selain itu, KPI juga tegas melarang menampilkan sapaan terhadap laki-laki yang seharusnya untuk wanita, serta larangan menampilkan ungkapan khas yang biasa digunakan di kalangan laki-laki kewanitaan.
Menurut KPI, hal itu tidak sesuai dengan norma kesopanan, kesusilaan yang berlaku di masyarakat, serta upaya perlindungan anak-anak dan remaja dari hal-hal negatif. Siaran dengan muatan seperti itu akan mendorong anak untuk belajar dan menganggap lumrah hal tersebut.
KPI akan melakukan pemantauan intensif dan memberikan sanksi bagi lembaga penyiaran yang melanggarnya.
Di kalangan netizen, kebijakan baru KPI ini dianggap tidak masuk akal. KPI menggunakan pasal tertentu dan tidak menggunakan pasal lain untuk melakukan pengaturan tersebut.
Seniman Butet Kartaredjasa mengunggah foto Didik Nini Thowok dan surat edaran KPI di akun Facebooknya.
"Mas Didik Nini Thowok nasib sampeyan kok apes tenan ta," tulis Butet di Facebook pada 26 Februari kemarin.
Butet memberikan deskripsi pada foto itu bahwa surat edaran KPI sama saja melarang seorang maestro seperti Didik Nini Thowok untuk berkarya melestarikan kesenian asli Indonesia.
Sedangkan akun Dandhy Dwi Laksono menduga KPI sengaja memelintir pasal-pasal tertentu dan menyembunyikan pasal lain yang lebih eksplisit untuk mengatur masalah ini.
"Dengan aturan seperti ini tak heran bila seniman lawak Kabul Basuki tak lagi bisa memerankan Tessy seperti dalam Srimulat. Jangan tanya lagi bagaimana Didik Nini Thowok mengekspresikan tariannya," tulis Dandhy.
Namun, ada pula yang menyetujui kebijakan baru KPI ini. Salah satunya Facebooker Ainur Ridla Kurniawan yang berkomentar terhadap ulasan Dhandhy.
"Saya dukung niat baik KPI untuk melindungi moral anak bangsa. Sadarkah Anda yang mengkritisi niat baik itu bisa berarti mengambil posisi berlawanan dengan baik," tulis Ainur.

Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar