Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tetap yakin Bahrun Naim --yang disebut polisi sebagai petinggi ISIS-- berada di balik serangan di Thamrin, Jakarta Pusat, pekan lalu, meski sejumlah pihak melontarkan keraguan.
Berikut wawancara wartawan CNNIndonesia.com Rinaldy Sofwan Fakhrana dengan Badrodin Haiti terkait ledakan yang membuat Polri memasang kembali status siaga satu.
Apakah Polri yakin Bahrun Naim pelaku teror Thamrin?
Bahrun Naim itu komunikasi dengan banyak orang. Kami kembangkan dengan siapa saja dia berkomunikasi. Apakah dia ada (keterlibatan).
Bahrun Naim, lewat rekaman yang diduga suaranya di SoundCloud, membantah menjadi otak teror Thamrin. Seorang yang pernah dekat dengan Bahrun, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, juga berpendapat Bahrun bukan dalangnya. Bagaimana respons Anda?
Wajar saja dia (Bahrun Naim) menampik. Jadi kalau kamu ke sana (Suriah), ada Bachrumsyah, Abu Jandal, dan Bahrun Naim. Di antara ketiganya, Abu Jandal paling sedikit pengikutnya. Dia hampir tak punya massa. Bachrumsyah lumayan banyak. Bahrun Naim paling banyak. Jadi yang paling aktif itu Bahrun Naim.
Jibriel menyebut bisa saja dalang teror Thamrin ialah Amir Mujahidin Indonesia Timur Santoso yang masih buron, atau Amir ISIS Asia Tenggara Aman Abdurrahman yang kini mendekam di sel Nusakambangan. Menurut Anda?
Belum (ada informasi soal keterlibatan Santoso dan Aman).
Jadi Polri tetap menduga kuat Bahrun sebagai dalang teror Thamrin?
Bagaimana soal keterlibatannya, silakan (Bahrun) datang ke sini (Indonesia). Silakan datang dengan pengacara dan berdebat dengan kami (polisi). Kami siap.
Jadi apa benar rekaman di SoundCloud itu suara Bahrun?
Dari indikator-indikator yang ada, iya.
Karakter ledakan Thamrin apakah sama dengan bahan-bahan peledak yang sebelumnya ditemukan dalam penggerebekan belasan terduga teroris di berbagai wilayah Indonesia sepanjang bulan Desember 2015 menjelang Tahun Baru?
(Bom) itu low explosive.
Sudah diketahui apa bahan peledak yang digunakan dalam penyerangan di Thamrin?
Sudah. Potasium nitrat dan sulfur.
Bisakah dikatakan bom itu merupakan karakteristik Al Qaeda?
Kalau dari analisis kami, bom (Thamrin) itu mirip yang di Cirebon (bom bunuh diri) tahun 2011 dan Solo.
Kamu juga pasti akan tanya tahun 2011 itu kan belum ada ISIS. Tapi sudah ada Tauhid wal-Jihad. Persoalannya sekarang yang eksis ISIS. Jamaah Islamiyah (kelompok lama) kan sudah tak aktif.
Ada informasi mengatakan ledakan Thamrin itu ciri khas bom Al Qaeda, bukan ISIS. Bagaimana penjelasan Anda?
Si Sunakim atau Afif itu kan bukan (terang membawa nama) ISIS. Tapi yang sekarang eksis ISIS. Kalau dulu kan Jamaah Islamiyah.
Dulu itu di Afghanistan, Al Qaeda perang melawan Soviet. Setelah selesai, kembali jadi Jamaah Islamiyah.
Kalau di Indonesia itu Abu Bakar Ba’asyir, Noordin M Top, Dulmatin yang bisa buat bom hebat. Mereka telah tertangkap sehingga melemah.
Sementara ISIS itu dari Irak. (Terbentuk) atas reaksi invasi AS ke Irak.
Nah, (kelompok) di bawahnya bisa bertukar satu sama lain. Tergantung siapa yang memimpin.
Soal teroris yang tewas di Poso, gambar yang beredar menunjukkan dia mirip dengan Santoso. Apa memang Santoso?
Kami sudah minta tes DNA ke keluarganya. Memang mirip, tapi kan harus dipastikan.
Informasinya bukan (Santoso).
(agk)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar