Ssssttt! Ayah Valentino Rossi Beber Rahasia Anaknya



VALENCIA - Valentino "The Doctor" Rossi gagal jadi jawara MotoGP 2015. Tapi ia membuktikan diri tetap jadi legenda balap motor dunia. Tak sedikit yang menyematinya sebagai juara tanpa mahkota.
Di antara 110 ribu penonton di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, atribut warna kuning yang identik VR46 mendominasi tribun. Di akhir balapan, Rossi pun dielu-elukan para pendukungnya.
Sambutan sepertinya lebih meriah ketimbang sang juara, Jorge Lorenzo, rekan setimnya di Yamaha Movistar. Sebaliknya, sambutan dingin datang untuk Marc Marques.
Pertempuran pamungkas Rossi yang start dari posisi 26 dan finish di posisi empat (4) disaksikan langsung sang ayah dan ibu Rossi, Graziano dan Stefania. Graziano jujur mengaku tegang saat balapan digeber.
Apa testimoni Graziano? Berikut hasil wawancaranya, seperti dikutip dari interview ekslusif wartawan cycleworld.com, Senin (9/11/2015). Petikannya;
Tanya (T): Sebagai seorang ayah, bagaimana Anda melihat tantangan besar Valentino (di Valencia)?
Graziano (G) : Dari posisi terakhir di belakang grid, mustahil bagi Valentino finish di posisi yang ia perlukan untuk memenangkan gelar. Meski misi Valentino hampir mustahil, kita memiliki keyakinan tak terbatas, dalam dirinya ada cinta dan kasih sayang
T: Valentino tahun ini memimpin pertarungan, dan semuanya seolah berjalan ke arah yang benar?
G: Tahun lalu ia bekerja keras untuk persiapan tahun ini. Sejak seri pertama, ia memulai balapan sedemikian indah. Banyak orang mengatakan ini adalah balapan terbaik sepanjang sejarah
T: Apa yang ada di pikiran Anda ketika melihat insiden di Sepang?
G: Saya menyaksikan GP Malaysia dari rumah. Saya pikir pertama Vale hanya bisa melakukan apa yang dia harus lakukan. Aku tak pernah membayangkan akan berakhir seperti itu (dihukum)
T: Apakah Valentino sempat kehilangan akal seperti yang banyak diulas?
G: Valentino tak kehilangan akal sehatnya. Ini akan menjadi masalah serius jika ia menendang Marc, tapi ini kan tidak terjadi. Dia melakukan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan, meminta perhatian Marquez bahwa saat mereka salip menyalip, Lorenzo dan Pedrosa berhasil menjauhkan diri. Dari sudut pandang ini, mudah memahami betapa Valentino merasa tak bisa terus kehilangan waktu karena "bertempur" dengan Marc. Marc kemudian menyenggol Rossi dan terjatuh. Dia benar-benar tidak ingin membuat Marc celaka. Pengendara manapun tak pernah ingin celaka..
T: Bukankah telah menjadi pilihan Rossi untuk tetap berada di posisi keempat di belakang Marc dan menunggu?
G: Jika Anda memiliki dua bola, Anda tidak dapat membuangnya
T: Apakah Anda pikir cerita ini dapat mempengaruhi motivasi anak Anda di masa depan?
G: Balap motor adalah hal yang paling ia nikmati, selain bersama Linda (Morselli), pacarnya. Jadi saya tak berpikir motivasinya akan berubah
T: Dari mana motivasi itu datang?
G: Setiap orang memiliki mimpi dalam hidup, misi untuk mencapai tujuan. Bagi Valentino, mimpi, misi dan tujuan hidup itu balap motor. Sesudah itu pacarnya (aku bercanda, tidak seperti itu....)
T: Apa yang begitu istimewa tentang Valentino ketika ia masih kecil?
G: Dia sangat penasaran. Tapi anak-anak seperti itu benar-benar menikmati menyelesaikan tugas yang sangat sulit. Setiap anak memiliki bakat, tapi kadang-kadang mereka tidak tahu mereka memilikinya, atau mungkin mereka tidak tahu apa yang mereka miliki. Valentino memiliki bakat besar. Ayah membuat anak-anak mereka bermain, pertama-tama dengan mainan mereka suka sendiri. Valentino mengembangkan hasratnya untuk selalu cepat, dan tercepat. Valentino memiliki bakat, ia menikmati balapan, dan ini menjadi hidupnya
T: Bisakah Anda ceritakan kisah tentang Valentino sebagai seorang anak?
G: Terakhir kali saya memberinya saran sebagai bapak yang juga pebalap, saat ia berusia 10 tahun. Kami berada di sirkuit sepeda Cattolica, dekat Misano. Vale start dan memilih mengambil mulai dari sisi kanan trek, karena tikungan pertama di sebelah kanan. Saya menyusulnya dan saya menyarankan ia memulai dari sisi kiri, sehingga ia bisa melesat dari sisi luar. Vale menatapku dan berkata keras, "Ayah, serahkan padaku!"
T: Apa momen terbaik dalam karier 20 tahunnya?
G: Setiap kali ia hendak pergi untuk balapan, saya memeluknya dan dia memelukku kembali. Sepanjang kariernya, kebiasaan itu sudah berlangsung lebih dari 200 kali. Momen terbaik bagi saya adalah saat ia memelukku
T: Apa yang akan dilakukan Valentino dalam 10 tahun ke depan?
G: Mungkin di Superbike bersama Yamaha....hahahaha...aku bercanda! Aku melihat dia mungkin di balapan mobil, mungkin bermain dengan murid-murid Akademi VR46, membantu mereka tumbuh, dan lalu berpikir mengapa dia tak bisa mengalahkan mereka lagi, ketika mereka balapan... di peternakan!

Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar