Reaksi Indonesia antisipasi Teror Paris tak terjadi di Indonesia




Aksi tak berperikemanusiaan terjadi di Paris, Prancis, Jumat (13/11). Aksi teror dilakukan dengan cara serangan simultan berupa bom bunuh diri di beberapa lokasi padat manusia di Ibu Kota Paris, serta penembakan acak di Gedung Konser Bataclan, Rue Bichat, Av. de la Republique, Bd. Voltaire, Rue Charonne, dan Boulevard Beaumarchais. Dunia berkabung dan mengecam keras tragedi tersebut.
Polisi belgia telah menangkap sejumlah tersangka di Ibu Kota Brussel kemarin. Mereka diduga terkait serangan di Paris. Penangkapan ini memicu kekhawatiran tentang kemungkinan Belgia menjadi tempat bercokol para militan.
Tidak hanya Belgia, sejumlah negara termasuk Indonesia juga khawatir akan serangan teror yang bisa datang sewaktu-waktu. Pengalaman Indonesia, yang pernah diteror aksi bom di Bali pada 2002, dapat dijadikan pembelajaran untuk menjaga negara lebih ketat lagi dari masuknya orang asing.
"Kita kan sudah pernah terjadi (serangan teroris) di Bali 13 tahun lalu dan kita bisa mengatasinya," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Banda Aceh, Minggu (15/11).
Pemerintah dan aparat penegak hukum langsung merespons tragedi di Paris agar tak terjadi di dalam negeri. Merdeka.com merangkumnya. Berikut paparannya.

1.
Panglima TNI diminta waspadai perbatasan

Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah menginstruksikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meningkatkan kewaspadaan dari ancaman terorisme yang masuk ke Indonesia.
Wapres meminta Jenderal Gatot mengerahkan anak buahnya mengamankan obyek strategis dan wilayah perbatasan. "Kita minta Panglima TNI untuk lebih waspada dan teliti, dan tetap menjaga obyek-objek atau tempat-tempat strategis seperti bandara dan tempat ramai," kata Wapres JK di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda Aceh, seperti dilansir Antara, Minggu (15/11).
Wapres menegaskan, penjagaan ketat di objek vital dan perbatasan dapat meminimalisir kemungkinan masuknya orang asing yang bertujuan melakukan aksi terorisme di wilayah hukum NKRI.
"Di perbatasan juga, kalau ada orang yang datang, kita harus lebih ketat pemeriksaannya. Karena serangan teroris seperti di Paris itu bisa terjadi di mana pun negara di dunia ini. Oleh karena itu kita harus tingkatkan kewaspadaan," katanya.

2.
2. Kapolri pantau jaringan teroris di Indonesia

Pihak kepolisian berupaya menelusuri kemungkinan keterkaitan peristiwa serangan kelompok bersenjata di Paris dengan jaringan-jaringan teroris yang selama ini mengganggu keamanan Indonesia.
"Kami sedang berkoordinasi apakah ada keterkaitannya dengan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
Dia mengatakan, polisi juga akan meningkatkan deteksi dini tindakan teror. Upaya itu terus dilakukan guna menekan tindakan serupa.
"Kita juga tingkatkan deteksi jaringan-jaringan (teroris) yang terdeteksi, sehingga kejadian itu tidak terjadi di sini (Indonesia)," ucap Badrodin.

3.
3. Kedubes dijaga ketat

Polda Metro Jaya memperketat pengamanan Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis menyusul aksi teror bom yang menewaskan ratusan orang di Paris, Jumat (13/11). Kapolda Metro Jaya Irjen Tito telah memberikan perintah pada anak buahnya untuk melakukan agar teror tak merembet ke Jakarta.
"Kapolda sudah memberikan perintah kepada seluruh jajaran kita untuk melakukan upaya pencegahan. Untuk itu kita lakukan patroli," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal di kantor Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (15/11).
Menurut M Iqbal, patroli akan dilakukan Sabara dari Polda, Polres, dan Polsek yang ada di Jakarta. Selain patroli, pihaknya akan menambah petugas Pengamanan Objek Vital (Pamobvit) di beberapa kantor kedubes.
"Pamobvit akan ditambah di kedubes Prancis awalnya satu unit ditambah jadi tiga, pengamanan kedutaan juga dilakukan di tiga kedubes yaitu Eropa, Amerika, dan Australia," lanjutnya.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menegaskan akan meningkatkan pengamanan para diplomat asing yang berada di Indoensia. Tindakan itu menyusul terjadinya penyerangan dan bom bunuh diri di beberapa tempat di Paris, Prancis, menewaskan 158 orang diduga dilakukan oleh sekelompok orang.
"Yang paling penting bagaimana kita meningkatkan pengamanan di Indonesia di kantor-kantor kedutaan. Pengamanan secara fisik kita tingkatkan baik tertutup dan terbuka," kata Badrodin di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (14/11).

4.
4. Kumpulkan dubes cegah teror

Polda Metro Jaya berencana mengundang semua duta besar negara sahabat yang ada di Jakarta untuk mengantisipasi terjadinya teror pada kantor perwakilan negara-negara tersebut.
"Nanti, Kapolda Metro Jaya akan mengundang para duta besar untuk sama-sama melakukan pencegahan teror," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Mohammad Iqbal di Mapolda, Jakarta, Minggu.
Serangan bersenjata dan ledakan bom yang beberapa waktu lalu terjadi di Paris, Prancis, perlu diwaspadai dengan memperkuat pengawasan dari berbagai pihak.
"Kita juga sertakan peran masyarakat lewat Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), mereka bekerja sama dengan para kapolsek dan kapolres agar dapat ikut antisipasi," tambahnya.

Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar