Dompet Negara Jebol, Menkeu Minta Semua Kementerian Berhemat


JakartaCNN Indonesia -- Minimnya realisasi penerimaan negara dari sektor pajak berisiko memperbesar defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. Untuk menyiasati kondisi tersebut, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro berharap kementerian/lembaga (K/L) untuk menghemat belanja yang tidak produktif.

Bambang memproyeksikan penerimaan pajak tahun ini hanya akan mencapai 85-87 persen dari target APBNP 2015 yang ditetapkan sebesar Rp 1294,3 triliun.

"Isunya sangat berat sampai akhir tahun. Kami akan menjaga defisit dalam level yang diperbolehkan. Level aman berarti di bawah 3 persen. Kami terus berupaya kuat untuk menggenjot penerimaan pajak," ujar Bambang di kantornya, kemarin.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun mengimbau K/L pemerintah untuk berhemat dalam menjalankan operasionalnya. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan perlu kesadaran dari masing-masing pengelola anggaran di K/L untuk mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak keperluannya.

"Yang pasti adalah penghematan di operasional. Itu artinya yang tidak perlu ya tidak usah. Dan itu sudah diberitahukan ke K/L lainnya, efisiensi harus dilakukan," ujar Suahasil.

Untuk belanja proyek, Suahasil meyakini penyerapan anggaran belanja tidak akan mencapai 100 persen. Sehingga menurutnya tidak akan ada pemotongan anggaran belanja proyek guna menghemat anggaran.

"Semua masuk kedalam proses penyerapan setiap tahun kita mengalami yang namanya belanja tidak akan terserap 100 persen, kita balance semuanya," ujar Suahasil.

Pemerintah sendiri memproyeksikan defisit anggaran tahun ini akan berada di level 2,23 persen, kendati demikian Suahasil mengatakan pemerintah akan tetap menjaga defisit anggaran agar tidak melebihi 3 persen dari PDB. 

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hingga 4 November 2015 baru bisa memungut pajak sebanyak Rp 774,4 triliun atau 59,84 persen dari target tahun ini Rp 1.294 triliun.

Untuk menjaga defisit pemerintah pun akan menarik pinjaman US$ 5 miliar dari beberapa sumber seperti lembaga keuangan bilateral maupun multilateral. (gen)


Sumber
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar