Kabut asap yang rutin melanda beberapa wilayah di Indoensia disebabkan karena pengalihan lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Ironisnya, pengalihan lahan itu menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkungan seperti pembakaran. Selain itu, jika diteliti, adanya perekebunan kelapa sawit, sebenarnya tidak begitu menguntungkan alias merugikan. Berikut 6 dampak buruk yang disebabkan adanya perkebunan kelapa sawit.
1. Kerusakan ekosistem hayati
Kelapa sawit bukan merupakan ekosistem hayati sebagaimana hutan. Hewan-hewan yang bisa hidup di perkebunan kelapa sawit pun rata-rata hanya hewan perusak tanaman, seperti babi, ular, dan tikus. Dibanding, kelapa sawit, hutan jauh lebih penting keberadaanya.
2. Pembukaan lahan dengan cara dibakar
Meskipun sudah dilarang, faktanya pembukaan lahan seringkal dilakukan dengan cara tebang habis atau (land clearing). Seperti yang terjadi di Jambi sekarang ini, kabut asap yang menyelimuti kota, akibat pembakaran hutan untuk alih fungsi lahan kelapa sawit.
3. Kerusakan unsur hara dan air dalam tanah
Peneliti lingkungan dari Universitas Riau, Ariful Amri Msc, pernah meneliti kerusakan tanah karena perkebunan kelapa sawit. Penelitian itu menyimpulkan bahwa, dalam satu hari satu batang pohon sawit bisa menyerap 12 liter unsur hara dan air dalam tanah.
4. Munculnya hama migran baru yang sangat ganas
Hama migran ini, muncul karena ekosistem yang terganggu. Jenis hama baru ini akan mencari habitat baru akibat kompetisi yang keras dengan fauna lainnya. Ini disebabkan karena keterbatasan lahan dan jenis tanaman akibat monokulturasi.
5. Terjadinya konflik horiziontal dan vertikal antarwarga
Medio 2014 silam, beberapa warga di Kalimantan bentrok dengan aparat lantaran tanah mereka akan dialihfungsikan menjadi perkebenunan sawit. Selain itu ada pula konflik antarwarga yang menolak dan yang menerima masuknya perkebunan sawit.
6. Bencana banjir dan kekeringan
Selanjutnya, praktek konversi hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit seringkali menjadi penyebab utama bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Bahkan di musim kemarau tak ayal wilayah itu akan mengalami kekeringan, karena sifat dari pohon sawit yag menyerap banyak unsur hara dan air dalam tanah.
Demikian banyaknya dampak buruk dengan adanya kelapa sawit bagi Indonesia. Lalu, yang jadi pertanyaan, mengapa pemerintah Indonesia masih dengan gampang memberikan perijinan bagi perusahaan-perusahaan baik luar maupun dalam negeri untuk membuka lahan perekebunan kelapa sawit.
0 komentar:
Posting Komentar