Bahagia Tak Berarti Panjang Umur


JakartaCNN Indonesia -- Siapa yang tak ingin bahagia? Tapi jangan berharap hanya dengan bahagia membuat Anda panjang umur. Sebuah studi, seperti dilansir Live Science, menemukan bahwa kebahagiaan tak menyebabkan risiko kematian dini.

Studi tersebut tak menemukan bukti bahwa tak bahagia berkait dengan meningkatnya risiko kematian dini dan ternyata kelompok dengan kesehatan buruk cenderung tak bahagia. Dengan istilah lain, kesehatan buruk, dan tidak bahagia, adalah penyebab sejati kematian dini, ujar peneliti.

“Sakit membuat kita tidak bahagia, tapi bukan berarti ketidakbahagiaan yang membuat kita sakit,” ujar salah satu peneliti, Bette Liu, dari University of New South Wales di Australia. “Kami menemukan tak ada akibat langsung dari ketidakbahagiaan atau stres pada kematian.”

Untuk studi tersebut, peneliti menganalisis informasi dari lebih dari 700.000 perempuan di Inggris yang rata-rata berusia 59 tahun. Peneliti meminta para perempuan itu menilai kebahagiaan mereka, kemudian mengikuti mereka selama 10 tahun.

Hasilnya, 39 persen mengatakan mereka bahagia hampir sepanjang waktu, 44 persen mengatakan biasanya bahagia, dan 17 persen mengatakan mereka biasanya tidak bahagia.

Para perempuan yang tidak bahagia 29 persen lebih mungkin meninggal dalam periode 10 tahun, dibanding perempuan yang bahagia sepanjang waktu.

Studi tersebut juga menemukan bahwa perilaku tidak sehat, seperti merokok, juga berhubungan dengan ketidakbahagiaan, serta ketidakbahagiaan berhubungan dengan kematian dini.

“Banyak yang meyakini bahwa stres dan ketidakbahagiaan dapat menyebabkan penyakit secara langsung, namun tidak jelas mana sebab mana akibat,” kata Richard Peto, profesor statistik medis dan epidemologi di University of Oxford, Inggris yang ikut menulis studi tersebut.

Studi baru menunjukkan bahwa kebahagiaan dan ketidakbahagiaan tidak serta merta punya efek langsung pada tingkat kematian.

Karena studi itu hanya melibatkan perempuan, belum jelas apakah hasilnya berlaku bagi laki-laki juga. Faktanya, studi-studi sebelumnya yang menyarankan perempuan dan laki-laki menentukan kebahagiaan secara berbeda, maka kemungkinkan kebahagiaan punya kaitan lebih kuat dengan kematian dini di kalangan pria. Hal itu dituliskan Philipe de Souto Barreto dan Yves Rolland, di Institute of Ageing di University Hospital of Toulouse, Prancis  France dalam editorial yang menyertai studi dalam jurnal jurnal tersebut.

Masih diperlukan lebih banyak lagi penelitian pada perempuan dan laki-laki, juga anak-anak dan orang tua untuk memeriksa hubungan antara kebahagiaan dan kesehatan.

(sil/sil)
Share on Google Plus

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar