Ini Dia Sosok Penjaga Situs Kuno Palmyra yang Tewas di Tangan ISIS
REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sebelum ISIS menguasai Palmyra pada Mei 2015, situs berusia 2000 tahun tersebut dijaga apik oleh para ahli arkeolog.
Salah satunya adalah Khaled al Asaad yang dikenal sebagai tuan Palmyra, ikon arkeologi Palmyra. Ia lahir di daerah tersebut pada 1934. Ia pun seperti ditakdirkan mengakhiri hidupnya di sana.
Beberapa jam sebelum ISIS menyerang Palmyra, Khaled dan anaknya, Khalil dan Walid berhasil mengangkut sekitar 400 barang peninggalan dari situs yang ia jaga selama lebih dari 40 tahun tersebut. Ketika semua barang diselamatkan, Khaled menolak pergi dari sana.
"Saya dari Palmyra, dan saya akan tetap di sini meski mereka membunuh saya," kata Khaled saat itu.
ISIS membunuh arkeolog berusia 81 tahun tersebut setelah mengurungnya sekitar satu bulan bersama Walid. Keluarga Khaled mengatakan sarjana sejarah dari Universitas Damaskus itu dipenggal dan jasadnya digantung di alun-alun Palmyra.
Perjuangannya membuat barang-barang antik Palmyra saat ini bisa disimpan di tempat aman di Damaskus. "Jika anda melihat Palmyra hari ini (sebelum jatuh ke tangan ISIS), maka itu adalah hasil kerja Khaled al Asaad," kata arkeolog Suriah yang juga mantan pejabat barang antik, Amr al Azm, pada BBC.
Ketua barang antik Suriah, Maamoun Abdulkarim mengatakan militan ISIS mencoba mendapat informasi dari Khaled terkait harta karun Palmyra yang mungkin tersembunyi. Beberapa laporan menyebutkan Khaled dibunuh karena menolak memberitahukan informasi penting itu.
Khaled sangat terikat pada situs Palmyra. Ia mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi di sana. Ia juga terlibat dalam ekskavasi dan restorasi pertama situs tersebut sejak ditemukan pada abad ke 17 dan 18 oleh pelancong.
Kini penjaga Palmyra itu telah berpulang seiring dengan kehancuran situs yang telah dijaganya lebih dari empat dekade.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar